Awal Lahirnya Ide Sumur Resapan Demi Jakarta Bebas Banjir
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut salah satu cara mengatasi banjir Jakarta dengan memasukkan air hujan kembali ke tanah. Caranya, terlebih dulu ditampung dalam sumur resapan
Persoalan banjir menjadi pekerjaan rumah (PR) setiap pemimpin Jakarta. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasi, tetapi belum sepenuhnya tuntas.
Salah satu upaya yang sedang digencarkan Pemprov DKI Jakarta membangun sumur resapan. Sumur resapan adalah rekayasa konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai sumur galian dengan kedalaman tertentu. Sumur resapan akan menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
Konsep sumur resapan di Jakarta ternyata sudah pernah diwacanakan sejak era Gubernur Sutiyoso, Fauzi Bowo alias Foke. Tetapi yang teralilisasi sangat sedikit. Itu sebabnya, Jokowi yang kala itu ingin melanjutkan.
Di awal menjabat tahun 2012, Jokowi menggagas ide seratus sumur resapan di Jakarta. Tetapi akhirnya, ide itu baru terealisasi di awal 2013. Sebagai percontohan, 9 sumur resapan dibangun di halaman depan Gedung Balai Kota.
Dalam perjalanannya, fungsi sumur sedalam 4 meter itu tak maksimal. Saat musim hujan, genangan setinggi 30 cm menggenangi Komplek Balai Kota.
Belajar dari kejadian itu, Jokowi mengeluarkan instruksi tegas. Dia menerbitkan aturan khusus perihal sumur resapan yang diatur dalam Pergub DKI Jakarta nomor 20 tahun 2013 tentang Sumur Resapan.
Melalui Pergub itu, Jokowi meminta agar gedung-gedung ikut bekerja sama membangun sumur resapan. Sebab idealnya, Jakarta memiliki 1.958 sumur resapan. Itu sebabnya butuh kerja sama banyak pihak demi Jakarta bebas banjir.
"Pergub yang memaksa nanti semua gedung, kantor, perumahan, apartemen harus ada," ujar Jokowi kala itu.
Pergub itu terdiri dari sejumlah pasal. Mulai dari tujuan, persyaratan pembuatan sumur resapan, pengawasan hingga sosialisasi. Pergub ditandatangani pada 1 April 2013.
Jokowi yakin keberadaan sumur resapan bisa menampung debit air saat hujan turun. Hal positif lainnya, sumur resapan juga bisa memperbaiki kualitas air tanah.
Semasa dia menjabat tercatat sejumlah sumur resapan dibuat. Antara lain di Taman Suropati, Jalan Rasuna Said, Jalan Kebon Sirih, Jalan Pramuka, Jalan Kembangan Utara, dan Jalan Balai Pustaka. Harapannya, titik sumur resapan terus bertambah seiring terlibatnya kawasan gedung-gedung membuat sumur resapan secara mandiri.
Sayangnya, Jokowi tak sampai tuntas mengawal programnya. Sebab Jokowi memilih mendaftar sebagai Capres 2014.
Dilanjutkan Gubernur Anies
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut salah satu cara mengatasi banjir Jakarta dengan memasukkan air hujan kembali ke tanah. Caranya, terlebih dulu ditampung dalam sumur resapan.
Katanya, kontur jalan perkotaan yang ramai akan aspal, bangunan rumah, dan gedung-gedung, membuat air sulit meresap dan membuatnya meluap di 13 titik sungai yang melintasi Jakarta. Minimnya tanah resapan pun membuat setiap tahunnya tanah di Jakarta turun 7cm, lantaran tak mendapat asupan air secara baik.
"Setiap kita memasukkan air hujan ke dalam lubang di rumah kita, tanah kita, maka kita tak mengirimkan air hujan keluar dan Insya Allah tak menghasilkan banjir," kata Anies pada 2018 lalu.
Anies menargetkan 1.333 drainase vertikal atau sumur resapan dibangun menambahkan yang sudah ada. Pembangunan rencanakan Januari 2019.
Seiring berjalannya, 2.794 sumur resapan dibuat di Jakarta. DKI menarget 300 ribu unit akan dibangun di 2020 dengan nilai anggaran lebih kurang Rp200-Rp300 miliar.
Kemudian tahun 2020, Pemprov DKI Jakarta telah merencanakan pembangunan sekitar 300.000 unit sumur resapan yang tersebar di seluruh wilayah untuk mengurangi genangan.
"Kita akan membangun kurang lebih 300.000 nanti sumur resapan air sumur vertikal, jadi ini penting untuk mengurangi banjir ke depan," katanya.
Menuai Kritik
Sumur resapan bertambah banyak di era Gubernur Anies. Sayangnya, di sejumlah titik dikritik karena dianggap tidak tepat.
Seperti titik sumur resapan di trotoar Jl Lebak Bulus. Atau titik sumur resapan di badan Jalan Lebak Bulus III, Jakarta Selatan yang dinilai merusak aspal dan membahayakan pengendara.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menanggapi kritik pembangunan sumur resapan di sejumlah titik yang dianggap tidak tepat. Dia pastikan, sumur itu berfungsi dengan naik.
"Air akan masuk (dari permukaan jalan) melalui tali-tali air ke bak kontrol yang (berbentuk) kotak," jawab Riza di media sosial Instagram @arizapatria yang dikutip pada Selasa (9/11).
Di kesempatan lain, Riza mengklaim kerja sumur signifikan menunjukkan hasil yang baik untuk mengatasi genangan saat hujan tiba.
"Kita lihat dalam dua tahun ini kan terasa manfaat dari sumur resapan," klaimnya.
Konsep Sumur Resapan Ideal
Pakar hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Pramono Hadi menyatakan, pembangunan sumur resapan dengan kondisi buruk seperti itu tidak layak dibangun, terlebih dibangun di pinggir jalan.
"Kalau seperti itu jalannya tidak laik, membahayakan dan perlu di tes kemampuan sumur resapannya," katanya kepada merdeka.com, Rabu (1/12).
Dia mengungkapkan, perlu uji efektivitas sumur resapan dalam menampung air. Caranya dengan mengisi sumur resapan dengan air hingga penuh. Kemudian, dihitung lamanya surutnya air. Dari hasil hitungan nantinya menjadi dasar pertimbangan efektivitas sumur resapan.
Pramono menjelaskan, sejatinya fungsi utama sumur resapan adalah membantu meresapkan air dari hujan karena lahan saat ini telah berubah fungsi, sehingga menyebabkan peningkatan limpasan air yang berujung pada banjir.
Lahan yang beralih fungsi umumnya permukaan tanahnya sudah tertutup dengan bangunan seperti paving, semen atau beton, aspal, rumah dan lain-lain. sehingga air tidak dapat meresap ke bawah tanah.
(mdk/lia)