Awal Syawal dan hari pelurusan arah kiblat akan ditentukan besok
Kamis besok, posisi matahari berada persis di atas kabah.
Dua momen atau hari penting bagi umat Islam, yakni awal bulan Syawal 1436 Hijriyah dan hari meluruskan arah kiblat, (yaumu rashdil qiblat) akan ditentukan, Kamis 16 Juli 2015 besok. Pasalnya pada hari tersebut posisi matahari berada persis di atas kabah.
"Besok itu ada dua peristiwa penting dalam satu hari. Momen ini memang yang jarang terjadi, karena posisi matahari berada persis di atas kabah. Ini peristiwanya kebetulan, namun peristiwa ini sangat penting untuk peribadahan yang sangat penting bagi umat Islam," ujar Pengasuh Club Astronomi Santri Pesantren Modren Assalam (CASSA) Sukoharjo, Ustaz AR Sugeng, Rabu (14/7).
Menurut dia, tenggelamnya matahari pada 16 Juli besok akan menjadi dasar apakah bulan Ramadan tahun ini akan berumur 29 hari atau 30 hari. "Untuk wilayah Solo dan sekitarnya besok matahari akan tenggelam pukul 17.34 WIB. Kalau saat tenggelam posisi bulan sudah cukup tinggi sehingga dapat dilihat maka haru Jumat Pahing (17 Juli) sudah Idul Fitri. Jadi Umat Islam harus melaksanakan salat ied sebagai penanda 1 Syawal," jelasnya.
Ia menjelaskan, dengan metode hisab (perhitungan ), posisi bulan pada saat matahari tenggelam 16 Juli besok, sudah berada pada ketinggian di atas 3 derajat. Pada posisi itu maka ia memperkirakan sudah bisa dirukyat (diamati) secara langsung. Pasalnya ketentuan minimal bulan bisa dirukyat adalah 2 derajat. "Besok saja kepastiannya kita lihat seperti apa," katanya.
Sementara itu untuk penentuan arah kiblat, akan ditentukan atau terjadi sebelum matahari terbenam, tepat pukul 16.27 WIB. Pada jam tersebut, kata dia, posisi matahari tepat berada di atas kabah. "Saat itu seluruh bayangan benda akan tepat mengarah ke kabah. Peristiwa itu terjadi sebagai dampak adanya peredaran semu perlintasan matahari dari selatan ke utara dan sebaliknya di setiap tahun dengan titik balik di garis lintang 23,5 derajat LS dan 23,5 LU," paparnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat peristiwa tersebut, semua daerah di bawah yang berada di garis lintang akan terlalui yang menyebabkan peristiwa matahari tepat di atas kawasan tertentu di bumi pada jam tertentu pula. "Kota Makkah berada pada 21,25 LU sehingga termasuk yang ikut terlalui garis peredaran semu itu tadi sebanyak dua kali dalam setahun," imbuhnya.
Selanjutnya ketika bergerak dari selatan ke utara, matahari akan tepat berada di atas kabah pada tanggal 10 Sya'ban atau 28 Mei 2015 pada pukul 12.18 WAS (waktu Arab Saudi) atau 16.18 WIB. Matahari telah berada pada titik 23,5 derajat LS pada 21 Juni yang lalu. Kemudian, lanjut dia, matahari bergerak lagi ke selatan dan akan kembali tepat di atas kabah pada 29 Ramadhan atau 16 Juli, pada pukul 12.27 WAS atau 16.27 WIB.
"Kalau di kalangan muslim tradisional, peristiwa itu lazim disebut yaumu rashdil qiblat atau hari penetapan kiblat. Pasalnya pada pukul 16.27 WIB seluruh bayangan benda vertikal akan tepat mengarah ke kabah," jelasnya lagi.
Menurut dia, kejadian tersebut bisa digunakan untuk membenahi lagi arah kiblat masjid. Terutama untuk masjid yang mungkin sudah bergeser arah kiblatnya akibat peristiwa alam, gempa bumi dan lain-lainnya. Penetapan arah kiblat, kata dia, hanyalah salah satu metode dari banyak cara yang bisa dilakukan. "Cara seperti ini biasanya dipilih banyak orang karena murah, mudah dan memiliki tingkat akurasi tinggi karena sesuai pedoman alam yaitu arah bayangan benda oleh sinar matahari yang tidak mungkin bisa dibelokkan," pungkasnya.