Ayah pelaku teror gereja Medan: Bagaimanalah arti saya sebagai bapak
Kesedihan masih dirasakan Makmur Hasugian.
Kesedihan masih dirasakan Makmur Hasugian. Bagaimana tidak, seorang putranya kini terbelit kasus terorisme.
Makmur merupakan ayah dari IAH (17), warga Jalan Setia Budi Gang Sehati, Medan. Remaja ini merupakan tersangka pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan, Minggu (28/8).
"Tadi malam saya bertamu mengunjungi anak saya ke Polresta Medan. Badannya pun sudah seperti macam tape. Kasihan sekali. Saya sebagai bapaknya, bagaimanalah arti saya sebagai bapak," kata Makmur saat dihubungi wartawan, Selasa (30/8).
Kesedihan Makmur semakin terasa saat malam hari. Penyebabnya, dia tidak lagi mendapati putranya itu kembali dari salat Isya di masjid.
"Tadi malam pun saya menangis. Setiap malam saya duduk di kursi di depan rumah saya, menunggu dia (IAH) sudah selesai salat Isya apa belum. Kalau belum pulang dia, saya belum kunci pagar. Tadi malam sudah enggak ada lagi," kata Makmur dengan suara parau.
Menurut keterangan tetangganya, IAH memang selalu salat di masjid. Dia mengendarai sepeda motornya.
Ditanya tentang keseharian IAH, Makmur mengatakan, putranya itu merupakan anak yang baik. "Sejak kecil pun dia orangnya baik, orangnya taat. Yang kita tahu selama ini, kalau sekolah, dia sekolah. Salat lima waktu sehari semalam tidak pernah tinggal. Apa-apa yang disuruh dikerjakan. Apa yang dapat dikerjakan, dikerjakannya," jelas Makmur.
Seperti diberitakan, IAH diamankan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (28/8) pagi. Dia diduga ingin meledakkan bom. Pemuda ini diringkus jemaat saat menyerang pastur dengan pisau.