Azwar Anas tutup jabatan dengan 'Ngopi Sepuluh Ewu' khas Banyuwangi
Sebelum meletakkan masa jabatannya, Azwar Anas gencar mengkampanyekan wisata di Banyuwangi.
Kejar target, Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas yang akan segera meletakkan jabatannya, terus bergerak memajukan wisata daerahnya. Masa bakti lulusan Fakultas Ilmu Kepemerintahan Havard Kennedy School of Government Amerika Serikat ini, akan diakhiri dengan mengelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren pada 20 Oktober 2015 mendatang, bertepatan dengan akhir masa jabatannya.
Ngopi Sepuluh Ewu, merupakan tradisi ngopi khas Banyuwangi. Kopi ini memiliki cita rasa khas dan dikelola dengan cara tradisional oleh masyarakat Desa Kemiren. "Sebenarnya masih ada dua festival lagi yang menjadi rangkaian penutup, yaitu Festival Kebo-Keboan Alasa Malang pada 25 Oktober dan Festival Kuwung yang menjadi penutup rangkaian acara selama satu tahun pada 5 Desember," kata Humas dan Protokoler, Rahmawaty Setyoardinie, Sabtu (26/9).
Masih kata Dinie, karena Pak Bupati akan menutup masa jabatannya pada 20 Oktober, maka Festival Ngopi Sepuluh Ewu menjadi pesta penutup masa jabatan Bupati Abdullah Azwar Anas. "Acaranya bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan bapak (Abdullah Azwar Anas)," ucapnya.
Sementara Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, saat ini pihaknya terus mengembangkan dan membangun wisata di Banyuwangi. Bahkan, karena mengejar target penyelesaian rangkaian festival di Tanah Osing, dua agenda digelar bersamaan, yaitu Internasional Surfing Competition di Pulau Merah pada 25 hingga 27 September dan Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom pada 26 September, hari ini.
"Kami terus berusaha memberi nilai tambah pada destinasi kami. Selain mengembangkan infrastrukturnya, salah satu cara kami mempromosikan destinasi adalah dengan menggelar sejumlah event. Selain menggelar event sport turisme, yaitu kompetisi selancar di Pulau Merah, kami juga menggelar ajang kitesurfing (selanjar layang) untuk mempromosikan Pulau Tabuhan," papar Anas.
Tak hanya itu, lanjut dia, hari ini, Banyuwangi juga menggelar Festival Gandrung Sewu dengan tema: Podo Nonton, yang merekonstruksi perlawanan rakyat Banyuwangi mengusir Belanda di Bumi Blambangan. "Kami juga terus melakukan pembangunan di Pulau Merah dengan konstruksi alam. Sehingga Pulau Merah tetap terlihat alami. Ini akan kami lakukan terus," janjinya.
Menurutnya, gelar promosi wisata yang digelarnya sejak empat tahun terakhir ini, merupakan strategi promosi wisata Banyuwangi yang sangat efektif meningkatkan perekonomian masyarakat. Seperti Pulau Merah dan Pantai Boom misalnya.
Sejak rutin digelar event pariwisata, kini sudah mulai terkenal. Wisatawan asing juga mulai ramai dengan tren kunjungan yang terus meningkat. "Sport tourism cukup efektif dalam memperkenalkan destinasi wisata. Di beberapa negara, sport tourism sudah menyatu dalam konsep pemasaran pariwisatanya," kata dia.
Untuk itu, masih kata Anas, pihaknya terus menggeser dan mengembangkan kompetisi berkonsep sport tourisme. "Jenis wisata ini, menjadi bagian dari pengembangan pariwisata berbasis alam yang menjadi unggulan di daerah kami," tutup Anas.
Sekadar informasi, pada Pilkada serentak, 9 Desember mendatang, Anas akan kembali maju bersama, Yusuf Widatmoko. Incumbent akan ditantang, Susi Sudomo dan Sigit.