Bagaimana Polri menyeleksi regu tembak pengeksekusi mati?
Tetapi tak semua senjata regu tembak itu diisi amunisi.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan rapat pembahasan masalah pengajuan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan terpidana mati kasus narkoba baru akan dirapatkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly akhir pekan ini. Meski begitu, Sutarman mengungkapkan telah menyiapkan regu tembak buat mengeksekusi terpidana mati tersebut.
"Eksekutor itu adalah bapak Jaksa Agung, sehingga saya tidak berkomentar. Tapi yang melaksanakan Polri. Polri sudah siap. Regu tembaknya sudah siap," kata Sutarman di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/1).
Lalu seperti apakah kehebatan regu tembak itu? Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane tak ada kriteria khusus personel polisi untuk menjadi regu tembak tersebut. Sebab, biasanya yang menjadi regu tembak itu adalah anggota kesatuan khusus alias Brimob.
"Biasanya itu Brimob yang sudah terlatih," kata Neta saat dihubungi merdeka.com, Kamis (8/1).
Sedangkan mengenai jumlah regu tembak itu, Neta tak bisa menyebut secara pasti. Namun dalam catatan yang dihimpun oleh IPW biasanya anggota Brimob yang dikerahkan sebagai penembak itu kurang dari sepuluh orang.
"Biasanya tujuh atau sembilan tergantung dari pimpinan Brimobnya," ujarnya.
Tetapi tak semua senjata regu tembak itu diisi amunisi. Menurut Neta, dari tujuh atau sembilan regu tembak itu hanya satu personel yang diisi peluru tajam. Sedangkan sisanya senjatanya diisi peluru hampa.
Senjatanya itu standar Brimob. Tetapi biasanya senapan yang digunakan itu jenis AK-47 dan senapan serbu (SS). "Nah senjata jenis SS inilah yang digunakan regu tembak saat mengeksekusi terpidana mati seorang polisi karena membunuh keluarga tentara di Surabaya," sambungnya.
Sementara jarak penembak dengan terpidana kurang lebih sekitar sepuluh meter. Dari catatan IPW selama ini eksekusi terhadap terpidana mati tak pernah gagal.
"Di Indonesia itu belum pernah ada gagal, yang terakhir dieksekusi itu seorang polisi yang nembak keluarga tentara di Surabaya itu," tandasnya.