'Bahayakan nyawa orang, izin Lion Air sudah waktunya dibekukan'
Lion Air diduga menjual tiket melebihi dari kapasitas kursi.
Pengamat penerbangan Marsekal (Purn) Chappy Hakim melihat dari kasus keterlambatan penerbangan (delay) yang kerap terjadi pada Lion Air, sudah seharusnya maskapai tersebut dibekukan izinnya. Selain itu, dugaan adanya penjualan tiket lebih banyak dari kapasitas pesawat dianggap membahayakan.
"Lion Air membahayakan! sudah waktunya untuk dibekukan ijinnya dan dilakukan audit secara menyeluruh agar tidak membahayakan nyawa orang banyak," tulis Chappy Hakim melalui akun Twitter-nya, seperti dikutip merdeka.com, Minggu (22/11).
Seperti diketahui, pesawat Lion Air 898 rute Jakarta-Makassar di Bandara Soekarno-Hatta kemarin mengalami delay berjam-jam. Hal itu mengakibatkan para penumpang emosi dan mencegat pesawat Lion lain dengan rute yang sama yang hendak lepas landas.
"Betul, ada delay yang lama. Cukup panjang dari seharusnya take off pukul 05.00 WIB, tetapi baru pukul 11.00 WIB. Itu yang menyebabkan penumpang emosi," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuardi ketika dihubungi, Minggu (22/11).
Hasil penyelidikan awal, delay itu disebabkan pihak Lion Air meminta ganti pesawat dari 737-190 kepada airbus A330-350. Selain itu, kata Hadi, pesawat airbus yang diminta ganti pun merupakan pesawat baru yang belum pernah dioperasikan.
Hadi menduga manajemen Lion Air tidak ada koordinasi dengan bagian penjualan tiket yang akhirnya penjualan tiket melebihi dari kapasitas kursi.
Pihaknya mengaku sudah mengirim surat peringatan pertama kepada Lion Air. Dia juga berjanji akan segera memanggil pihak Lion Air.
"Tidak punya perencanaan yang baik. Harusnya tidak perlu ganti pesawat. Sanksi, kita sudah tulis surat peringatan pertama. Akan kami panggil Lion Air. Kalau dugaan betul, akan larang buka rute baru," katanya.
Akibat delay tersebut penumpang sangat emosi. "Sampai ke runway menghadang pesawat Lion Air lain yang akan terbang," katanya.