Inovasi Bisnis Penerbangan Lion Air Menghela Pertumbuhan Ekonomi
Mayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Acara diselingi dengan kunjungan para wartawan ke sejumlah sudut Batam Aero Technic (BAT) untuk memantau proses pemeliharaan komponen pesawat yang sedang berjalan.
Inovasi Bisnis Penerbangan Lion Air Menghela Pertumbuhan Ekonomi
Inovasi Bisnis Penerbangan Lion Air Menghela Pertumbuhan Ekonomi
Bertempat di hanggar Batam Aero Technic, Kota Batam, Kepulauan Riau, Lion Air Group pada Kamis (21/3/) menggelar diskusi terbuka antara jajaran petinggi grup dengan sejumlah pemimpin awak media nasional.
Acara diselingi dengan kunjungan para wartawan ke sejumlah sudut Batam Aero Technic (BAT) untuk memantau proses pemeliharaan komponen pesawat yang sedang berjalan.
Berbicara di tengah acara sebagai Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi, mengatakan bahwa hanggar BAT yang didirikan di tanah seluas 30 hektare itu adalah fasilitas pemeliharaan pesawat udara tercanggih di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
"Hanggar BAT ini didirikan dengan biaya Rp7 triliun dan saat ini sudah menyerap 1.500 tenaga kerja. Dalam perkembangannya nanti akan diserap 10 ribu orang yang akan bekerja di sini," tambahnya kepada awak media.
Hingga 2024 ini, menurut Daniel 80 persen proses pembangunan sudah selesai dan pada 2030 nanti akan bertambah lagi 8.500 karyawan BAT yang mayoritas adalah lulusan D3 hingga S-2.
"Untuk setiap pesawat yang kami perbaiki di sini, yang bukan hanya milik Lion Air Group, kami bisa menghemat 47 persen hingga 52 persen dibanding bila perbaikan dilakukan di Singapura," tandas sang presdir yang juga seorang kapten penerbang itu lagi.
Mayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone dan karena kedekatan daerah ini ke wilayah distribusi seperti Singapura.
Imbasnya, penghematan ini akan bermuara pada penghematan biaya tiket pesawat sebesar 19 persen - 25 persen.
Menanggapi paparan Lion Group, Alvien Lie sebagai Chairman Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan mengatakan pola kelola dan benefit yang dihasilkan dari pendirian BAT pada intinya adalah bentuk integrated ecosystem yang membuat outsourcing tak perlu lagi dilakukan.
"Daya saing yang tumbuh karena rendahnya biaya pemeliharaan ini jelas jadi sebuah insentif besar untuk mendorong pertumbuhan penggunaan jasa penerbangan. Tidak salah bila ini disebut sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi tenaga kerja yang dipakai seluruhnya warga Indonesia dari berbagai daerah, bukan dari Batam saja," ujar eks anggota Ombudsman di 2016-2021 itu.
Hal yang lebih membesarkan hati lagi adalah fakta bahwa BAT pun mulai menggunakan produk kulit sapi dari Garut sejak November 2023 untuk bahan pelapis jok kursi pesawat.
Lewat sejumlah pelatihan utk mendapatkan sertifikasi dari Kemenhub RI, Lion Air Group berhasil membina pengrajin kulit Garut untuk menghasilkan kulit yang kuat, tahan api, dan tahan bahan kimia abrasif.
Ke depan, Kapten Daniel bahkan sedang menantang pengusaha tekstil asal Sidoarjo utk memasok bahan tirai tahan api untuk pesawat.
"Selain bahan kulit jok dan tirai, kami berupaya mengajak produsen karpet dalam negeri untuk mendapatkan sertifikasi yang sama dari kementerian perhubungan."
Acara yang juga sempat diramaikan oleh kehadiran pemilik Lion Air Group, Rusdi Kirana, ini berakhir dengan acara Berbuka Bersama para karyawan BAT yang dipenuhi warna optimistis.
Rusdi hanya sempat menitipkan pesan agar pemerintahan baru di era Prabowo kelak tetap mendukung langkah-langkah terobosan yang memudahkan pengusaha Indonesia bersaing tingkat global.