Bantuan logistik mandek di kantor desa, warga cuma terima mi instan
Bantuan logistik mandek di kantor desa, warga cuma terima mi instan. Keluhan bernada protes itu disampaikan Mantan Kadus Apit Aiq, Desa Batulayar Timur ini ketika ditemui Antara, Jumat (24/8) di rumahnya wilayah lereng perbukitan dekat kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Bantuan logistik bencana gempa yang disalurkan pemerintah maupun donatur dan relawan dikeluhkan warga pengungsian banyak tertimbun di pemerintahan daerah perwakilan desa.
"Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bantuan itu ada masuk ke desa, disaksikan juga sama Pak Bupati Lombok Barat, itu dua pekan yang lalu, sejak gempa 7 SR, tapi sampai sekarang belum juga sampai ke kita," kata Bahrain Arhap Hidayat.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa dampak yang ditimbulkan gempa di Gianyar? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung."Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh," kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Kenapa kodok gemuk itu ikut lomba lompat? Suatu hari, Bodor menyaksikan lomba lompat kodok di rawa tersebut. Dia sangat ingin ikut serta, meskipun temannya berkata bahwa dia terlalu gemuk dan pasti akan kalah. "Tidak masalah!" kata Bodor dengan semangat. "Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa keberanian dan ketekunan lebih penting daripada ukuran tubuh!"
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang ditemukan di "Gerbang Neraka"? Ditemukan banyak sekali kerangka manusia di tempat ini, termasuk beberapa tanpa kepala.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
Keluhan bernada protes itu disampaikan Mantan Kadus Apit Aiq, Desa Batulayar Timur ini ketika ditemui Antara, Jumat (24/8) di rumahnya wilayah lereng perbukitan dekat kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Dia menyampaikannya karena merasa khawatir dengan nasib anak istri dan seratus lebih keluarga yang tersebar didusunnya. Kekhawatiran Bahrain muncul melihat kondisi alam yang sekarang lagi musim paceklik. Begitu juga dengan mata pencarian sampingan warga setempat yang sebagian besar bekerja sebagai buruh bangunan.
"Kalau sudah begini, di mana mau dapat penghasilan," ujarnya.
Begitu juga disampaikan Nursa'ad, yang membuka penginapan gratis bagi para pendaki di Kaki Gunung Rinjani, jalur Senaru, Kabupaten Lombok Utara. Dia melihat bantuan itu masih ada menumpuk di desa, namun anehnya tidak disalurkan secara merata.
"Sebenarnya bantuan itu ada, tapi yang kita terima cuma tiga mi instan dan dua gelas beras, itu pun dapat dua pekan yang lalu," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Munawir Haris, Ketua Yayasan Anak Pantai yang ada di Dusun Pelabuhan Pandan Tengah, Desa Pelabuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
Dia mengaku kecewa dengan kabar yang menyiarkan pemerintah telah bekerja dan menyalurkan bantuan logistik bagi korban gempa hingga ke pelosok daerah yang sulit terjangkau dengan kendaraan besar.
Padahal untuk menuju desanya yang berada di pesisir pantai Timur Laut Pulau Lombok tidak sulit. Kawasan yang berada dekat dengan episentrum gempa dahsyat pada Minggu (19/8) itu terdapat di antara jalur utama provinsi.
Dari hasil pengamatan timnya di lapangan, warganya dan dusun maupun desa tetangganya belum juga merasakan adanya peran pemerintah sejak gempa pertama yang terjadi pada akhir Juli lalu.
"Kita ini seperti anak ayam kehilangan induk, kemana pemerintah. Ini bukan maksud mendiskreditkan pemerintah, tapi memang begitu kondisinya di lapangan," kata Haris.
Karena itu, pemerintah disarankan untuk kembali memantau bantuan yang telah disalurkan ke desa. Dengan mengandalkan peran dan fungsi tiga pilar, kades, babinsa maupun bhabinkamtibmas dinilai warga belum maksimal untuk mengawasi penyalurannya.
"Begini saja, sekarang siapa yang tidak butuh, apalagi sekarang musim dingin, terpal dan selimut, harga mahal dan sulit kita dapat. Jadi harus benar-benar di monitor, jangan asal lepas-lepas saja," kata Rozikin, korban gempa asal Dusun Ceking, Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah.
Rozikin yang mendedikasikan dirinya ikut bergabung dalam tim relawan desa diwilayahnya ini turut menyampaikan hal yang sama dengan warga dari daerah lainnya. Pascagempa akhir Juli lalu yang meluluhlantahkan daerahnya ini mengaku belum mendapatkan bantuan serta penanganan dari pemerintah.
Apalagi pascagempa Minggu (19/8) kemarin, semakin banyak yang roboh. Belum ada bantuan, parah," ucapnya.
Baca juga:
BNPB: Tanggap darurat penanganan gempa Lombok berakhir
Cegah sapi milik korban Lombok dicuri, Kementan bangun posko hewan ternak
Sehari jadi Mensos, Agus Gumiwang langsung tinjau korban gempa Lombok
Per 23 Agustus, pemerintah telah salurkan Rp 985,8 M untuk penanganan gempa Lombok
Warga Lombok Timur gelar doa tolak bala di pinggir jalan
Kapolri minta korban gempa Lombok tak percaya hoaks
Polisi buru penyebar hoaks gempa susulan di Lombok