Barak karyawan Freeport diterjang banjir dan longsor
Ratusan karyawan dievakuasi ke sport hal dan lapangan teknis.
Longsor dan banjir menerjang kawasan PT Freeport di Mil 68-69, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Juru bicara PT Freeport Indonesia Reza Pratama, mengatakan Tim Emergency Response Grup (ERG) disiagakan di beberapa lokasi sekitar Tembagapura. Tim ini juga membantu mengevakuasi karyawan yang tempat tinggalnya (barak) terkena dampak banjir dan tanah longsor, Senin (15/2) malam.
"Tim EP dan ERG sampai saat ini masih siaga penuh," kata Reza kepada Antara, Rabu (17/2).
Dia mengatakan curah hujan tinggi di kawasan Tembagapura mengakibatkan air kali meluap, hingga masuk ke barak tempat tinggal karyawan.
Kondisi terparah terjadi di barak F dan L, sehingga ratusan karyawan terpaksa diungsikan sementara waktu ke Sport Hall dan lapangan tenis Tembagapura.
"Luapan air mengenai beberapa fasilitas milik perusahaan seperti barak karyawan. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa ini," jelas Reza.
Dia juga mengakui bahwa akses jalan dari Tembagapura ke Mil 69 dan seterusnya ke Mil 73, pabrik pengolahan biji di Mil 73, tambang bawah tanah (underground) dan tambang terbuka Grasberg kini sudah bisa dilalui kendaraan.
Sebelumnya, Kepala Distrik Tembagapura Slamet Sutedjo mengatakan sejak Rabu pagi kendaraan kecil termasuk bus karyawan sudah bisa melintas dari Mil 68 ke Mil 69 dan sebaliknya. Meski demikian, kendaraan berat seperti truk trailer dan lainnya belum bisa melintas di kawasan yang terkena longsor itu.
"Hari ini jalan utama di Kota Tembagapura sudah bisa dilalui bus karyawan. Mobilitas karyawan dari Tembagapura ke lokasi kerja mereka di Mil 74, tambang Grasberg, Underground dan lainnya sudah kembali normal," kata Slamet.
Menurut dia, hingga kini karyawan yang menempati lantai dasar barak F dan L belum bisa kembali ke kamar mereka karena sedang dibersihkan dan diperbaiki. Adapun karyawan lainnya yang menempati lantai dua dan tiga kedua barak tersebut sudah kembali.
Saat terjadi longsor akibat hujan deras berkepanjangan pada Senin (15/2) malam, kedua barak karyawan tersebut menjadi sasaran utama terjangan material batu, pasir dan banjir.
"Dua barak itu paling parah karena material longsor dari atas mengalir menuju ke situ. Lantai dasar dua barak itu rusak karena temboknya jebol," jelas Slamet.
Slamet mengatakan potensi longsor di sekitar Kota Tembagapura masih cukup terbuka. Pasalnya, kondisi topografis Kota Tembagapura yang berada di lereng gunung potensial diterjang longsor. Apalagi curah hujan di wilayah itu akhir-akhir ini sangat tinggi.