Bawa replica & spanduk, aktivis Aceh peringati hari harimau sedunia
Aksi yang berlangsung di bawah pengawalan pihak kepolisian ini sempat menyita perhatian pengendara yang sedang melintas
Puluhan aktivis lingkungan yang terdiri dari beberapa elemen sipil menggelar aksi di depan Masjid Raya Baiturrahmah, Banda Aceh, Jumat (29/7). Aksi ini bertujuan untuk memperingati Tiger Global Day (Hari Harimau Sedunia) yang diperingati 29 Juli setiap tahunnya.
Aksi yang berlangsung di bawah pengawalan pihak kepolisian ini sempat menyita perhatian pengendara yang sedang melintas. Sebab, peserta aksi sebagian menggunakan topeng dan mengecat wajah mereka seperti muka harimau.
Selain itu, peserta aksi juga membawa sejumlah poster, spanduk, replica harimau dan juga membagi-bagikan stiker yang bertuliskan #BURUPEMBURU. Kemudian peserta aksi juga membubuhkan tandatangan di atas spanduk warna putih sepanjang 5 meter.
Setelah berorasi di depan Masjid Raya Baiturrahman, peserta aksi kemudian berjalan kaki menuju pusat keramaian seperti Pasar Aceh, Peunayong. Setelah itu, peserta aksi kembali ke depan Masjid Raya Baiturrahman untuk membubarkan diri.
"Kain dengan cap jempol ini dari warga Banda Aceh nantinya akan kita kirimkan ke Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Kita akan minta pemerintah Indonesia serius memerangi pemburuan dan perdagangan harimau," kata Koordinator aksi, Cut Ervida, Jumat (29/7) di Banda Aceh.
Menurutnya, setiap tahunnya pihak kepolisian menemukan kasus-kasus perburuan harimau Sumatera dan ini terus meningkat. Ini tentunya dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk melakukan pencegahan.
"Kita sudah saatnya melawan aksi perburuan harimau Sumatera ini. Buru pemburu harimau sekarang juga," tegasnya.
Ervida menambahkan, dari 6 spesies harimau yang tersisa di dunia ini, harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatera) bernasib tragis, karena populasinya terus menurun. Sekarang diperkirakan harimau Sumatera hanya tersisa lebih kurang 400 ekor di seluruh Sumatera.
"Setiap tahun polisi menangkap pelaku perdagangan kulit harimau dan tulang-tulang. Termasuk penjualan harimau hidup sering terpantau di internet," imbuhnya.
Cut Ervida juga menyebutkan, selama 100 tahun terakhir ada terjadi kehilangan 97 persen harimau di muka bumi ini. Saat ini diperkirakan hanya ada sekitar 3000 harimau yang hidup di alam liar seluruh dunia.
"Kita berharap meningkatkan populasi harimau 2 kalil lipat pada tahun 2020 nanti bisa tercapai. Maka butuh semua terlibat untuk menyelamatkannya dan buru pemburu harimau," tutupnya.