Bea Cukai akui Selat Malaka jadi pintu masuk bandar narkoba
Bea Cukai akui Selat Malaka jadi pintu masuk bandar narkoba. Oleh karena itu, Heru akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menjaga pintu perbatasan.
Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengakui jalur Selatan Malaka adalah paling mudah dimasuki oleh sindikat pengedar narkoba. Sebab, di selat tersebut banyak sekali pelabuhan yang tak terdeteksi alias pelabuhan tikus.
"Jadi sektornya ada 2. Sektor barat selat malaka dengan pantai timurnya, dimana di situ banyak pelabuhan tikus. Sektor timur dibawah Filipina. Nah itu yang antara Selat Karimata sampai sebelah timur Bitung," ujar Heru di Mapolda Metro Jaya, Kamis (20/7).
"Paling rawan sektor barat Malaka," lanjutnya.
Oleh karena itu, Heru akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menjaga pintu perbatasan.
"Itulah kenapa pangkalan bea cukai ada 2, satu di Tanjung Balai Karimun di sektor barat, satu lagi di sektor timur. Sekali lagi kita lakukan sinergi dengan aparat penegak hukum di laut lainnya. Mulai dari pengumpulan informasi, analisa, kemudian operasi lapangan, review. Kita sekarang ada 18 ribu km garis pantai, pelabuhan banyak, kemudian pesebaran juga luas. Tapi jangan lupa kita juga ada TNI AL, Bakamla, Polair, Bea Cukai," bebernya.
Katanya, pengungkapan sabu 1 ton di Anyer, Banten merupakan kerjasama seluruh instansi pemerintah. Sehingga, para pelaku dapat diringkus dengan cepat.
"Sinergi adalah mutlak sekarang aparat penegak hukum dan ini sudah kita tunjukkan dan ini adalah contoh sinergi yang luar biasa. Kemudian dikembangkan dan ditindaklanjuti. Dari barang buktinya, kapal pengangkutnya, orang-orangnya sudah kita dapat segera," pungkasnya.