Begal motor Palembang tak lulus sekolah tapi terdidik & profesional
Main hakim sendiri hingga membakar si pembegal bukan suatu aksi yang dibenarkan dan bisa jadi termasuk tindak kriminal.
Mayoritas begal motor yang beraksi di Palembang ternyata berasal dari kalangan remaja yang tak lulus sekolah. Meski demikian, mereka cenderung sudah terdidik dan profesional dalam setiap beraksi.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova mengungkapkan, pemetaan tersebut berdasarkan keterangan para pelaku yang sudah tertangkap.
"Begal di Palembang rata-rata masih remaja dan sekolah tak lulus. Tapi, mereka sudah terdidik dan profesional berbuat kriminal termasuk pembegalan motor," ungkap Djarod, Jumat (6/3).
Menurut dia, banyaknya kalangan remaja yang terlibat aksi pembegalan disebabkan faktor lingkungan. Apalagi, orangtua kurang memantau pergaulan mereka sehingga mudah terpancing ajakan dari orang lain.
"Pergaulan bebas faktor utamanya. Kontrol orangtua harus dilakukan," kata dia.
Untuk mencegah aksi begal motor di wilayah Sumsel, sambung dia, pihaknya menurunkan personel dengan mengenakan seragam preman turun langsung ke sejumlah titik rawan. Tim ini berasal dari satuan sabhara, intel, reserse, hingga lantas.
"Kami juga imbau warga aktifkan poskamling dan siskamling di tempat tinggalnya agar jika ada aksi kriminalitas, aparat kepolisian bisa segera terjun ke lapangan," ujarnya.
Dia menambahkan, baik korban atau masyarakat yang melihat aksi pembegalan segera melaporkan ke satuan Polri terdekat. Main hakim sendiri hingga membakar si pembegal bukan suatu aksi yang dibenarkan dan bisa jadi termasuk tindak kriminalitas.
"Pembegal juga manusia. Jadi, serahkan saja ke aparat kepolisian dan pasti akan diproses sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.