Benarkah 32 orang ini teken interpelasi Jokowi?
Semua anggota dewan yang pada awalnya getol mengajukan interpelasi sangat sulit untuk dimintai klarifikasi.
Dalam beberapa hari ini, publik dikejutkan dengan bergulirnya usulan dan tanda tangan untuk interpelasi terhadap kisruhnya program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Salah satu program yang digadang-gadang dan diunggulkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).
Tidak tanggung-tanggung, usulan dan penggalangan tanda tangan interpelasi telah mencapai 32 anggota dari 94 DPRD DKI Jakarta. Interpelasi merupakan hak yang melekat pada setiap anggota dewan yang idealnya merupakan hak untuk menanyakan sebuah kebijakan yang diambil oleh pihak eksekutif.
Sekretaris Fraksi PPP DPRD DKI Abdul Aziz mengakui jika dirinya turut andil mengajukan interpelasi terhadap Jokowi. Hingga total anggota yang mengajukan interpelasi mencapai 32 anggota dewan.
"Saya juga tanda tangan," ujar Abdul Aziz, Jakarta, Selasa (28/5).
Aziz yang duduk sebagai anggota Komisi A DPRD ini menegaskan, pihaknya mencabut dan menarik interpelasi dikarenakan wacana interpelasi sudah jauh dari pemahaman. Yakni dipahami sebuah upaya pemakzulan Jokowi.
"Makanya saya menarik diri," terangnya.
Selain itu, bergulirnya interpelasi juga dimotori oleh anggota Komisi E bidang Kesehatan DPRD DKI Jakarta, Asraf Ali. Bahkan, ia juga menggalang dukungan dari anggota DPRD lainnya.
"Anggota dewan yang sudah menandatangani ada 32 orang atas KJS," ujar Asraf kepada merdeka.com, Kamis (23/5) lalu.
Belakangan, Asraf menarik ucapannya. Ia bersama anggota DPRD dari Golkar malah mundur dari niatnya untuk menginterpelasi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Perlu diketahui, dari total 32 anggota dewan yang tanda tangan dan ngotot mengajukan interpelasi kepada Jokowi, sebagian besar merupakan anggota dewan yang berasal dari Partai Demokrat. Bisa dimaklumi, hal ini karena partai penguasa ini memiliki jumlah kursi yang paling banyak dibandingkan dengan partai lain.
Semua anggota dewan yang pada awalnya getol mengajukan interpelasi sangat sulit untuk dimintai klarifikasi. Apakah mereka betul-betul mengajukan interpelasi atau tidak. Terlebih anggota dewan yang berasal dari Partai Demokrat.
Mereka terkesan bungkam, takut dan mundur untuk mencabut interpelasi secara teratur. Benarkah 32 anggota dewan di bawah ini mengajukan interpelasi?
Berikut nama- nama 32 anggota DPRD pengusung interpelasi:
1. Aliman Aat (Fraksi Partai Demokrat)
2. Taufiqurahman (Fraksi Partai Demokrat)
3. Habib Alaydrus (Fraksi Partai Demokrat)
4. Abdul Mutholib (Fraksi Partai Demokrat)
5. Sandy (Fraksi Partai Demokrat)
6. Neneng hasanah (Fraksi Partai Demokrat)
7. Siti Sofiah (Fraksi Partai Demokrat)
8. Mujiyono (Fraksi Partai Demokrat)
9. Hidayat Ar Yasin (Fraksi PAN)
10. Moh Asyari (Fraksi PAN)
11. Agung Haryono (Fraksi Partai Demokrat)
12. Nawawi (Fraksi Partai Demokrat)
13. Rukun Santoso (FHD)
14. Lucky (Fraksi Partai Demokrat)
15. Berlin (Fraksi Partai Demokrat)
16. Matnoor Tindoor (Fraksi PPP)
17. Ichwan Zayadi (Fraksi PPP)
18. Fahmi Zulfikar (Fraksi Hanura Damai Sejahtera)
19. Guntur (Fraksi Hanura Damai Sejahtera)
20. Farel Silalahi (Fraksi Hanura Damai Sejahtera)
21. TS Yance (Fraksi Partai Demokrat)
22. Abdul Aziz (Fraksi PPP)
23. Ruddin Akbar Lubis (Fraksi Partai Golkar) diminta mundur Asraf Ali
24. Hendry Ali (Fraksi Partai Demokrat)
25. Marie Amadea (Fraksi Partai Demokrat)
26. Mirna Na'Amin (Fraksi Partai Demokrat)
27. Dr Suprawito (Fraksi Hanura Damai Sejahtera)
28. Belly Bilalusalam (Fraksi PPP)
29. Santoso, (Fraksi Partai Demokrat)
30. Hardi (Fraksi Partai Demokrat)
31. DR Marthin (Fraksi Partai Demokrat)
32. Maria Hernie (Fraksi Partai Demokrat)