Berbagi Energi Positif Meski Diadang Pandemi Covid-19
Pelbagai cara dilakukan orang melakukan pekerjaan untuk menambah pemasukan di tengah pandemi Covid-19.
Sembilan bulan sudah Indonesia diterpa pandemi Covid-19. Aktivitas jadi serba dibatasi. Profesi instruktur olahraga pun sempat kesulitan mengatasi kebiasaan baru mengajar olahraga tanpa tatap muka.
Seperti dirasakan Sistya Windasari. Dia memutar otak agar bisa terus mengajar. Sistya mulai mencoba mengakrabkan diri dengan pola mengajar serba digital.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Mulai dari memahami aplikasi yang digunakan hingga meningkatkan kecepatan jaringan internet. Sehingga tidak menghambat semangat Sistya menularkan energi positif melalui olahraga. Teknik-teknik gerakan pun dia persiapkan betul agar bisa dimengerti dan diikuti murid-muridnya.
"Kita selalu ingatkan dan berusaha tetap menyalurkan energi positif," ungkap Sistya kepada merdeka.com, Minggu (27/12).
Namun kendala selalu ada. Pernah suatu ketika, jaringan internet di tempat tinggal Sistya macet. Di tengah kobaran semangat itu, dia terpaksa menghentikan kelas. Sembari bercucuran keringat, Sistya kemudian bergegas mengutak-atik gawainya.
Diakui Sistya, mengajar kelas olahraga secara virtual memang penuh tantangan. “Gimana caranya kita mengoperasikan segala hal yang memang kita nggak pernah lakukan sebelumnya.”
Bagaimanapun, baik Sistya sebagai instruktur atau murid-muridnya, keduanya memerlukan kenyamanan. Sistya merasa dirinya mungkin bisa saja beradaptasi lebih cepat. Tetapi, “Bagaimana cara kita mengedukasi teman-teman supaya merasa nyaman, comfort melakukan virtual class.”
Rekan-rekan seprofesinya pun merasakan hal sama. Terlebih soal dampak kehidupan mereka secara finansial. Sistya mengakui itu. Sejak pandemi Covid-19 menyerang Tanah Air pada Maret 2020 lalu, Sistya kehilangan banyak pekerjaan. Dapurnya pun bermasalah.
Sistya berharap, masyarakat Indonesia yang berprofesi serupa dirinya terus berinovasi dan saling menyemangati. Dia yakin, segala ujian pasti bisa diatasi.
"Semua pasti ada jalannya," kata Sistya, mengakhiri.
Baca juga:
Tes Cepat Molekular, Bupati Kutai Barat Positif Corona
Update 27 Desember: Jakarta Sumbang 1.997 Kasus Covid-19
Deteksi Tujuh Kasus Virus Corona Varian Baru, Jepang Larang Masuk Warga Asing
Menparekraf Sandiaga Uno Blusukan Pertama ke Bali
Kaleidoskop 2020: Pandemi Menghentikan Semua, Kecuali Pilkada dan Korupsi
Covid-19 Terus Melonjak, Pemprov DKI Berencana Perketat PSBB Lagi