Berlari, mengenang sajak perlawanan Wiji Thukul
Komunitas Barisan Pengingat menggelar even Run 2 Remember. Menuntut kasus pelanggaran HAM diusut tuntas.
Komunitas Barisan Pengingat menggelar even Run 2 Remember. Lewat acara lari ini diharap bisa tumbuh kesadaran masyarakat terhadap korban-korban pelanggaran HAM.
Acara ini digelar Minggu, 2 Februari 2014. Mengambil rute mulai dari Halte Busway GBK sampai dengan Jalan Imam Bonjol, rute ini menempuh jarak sepanjang lima kilometer.
"Diharapkan muncul kesadaran baru untuk bergerak bersama menuntut penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM dan melawan ketidakadilan," dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (22/1).
Run To Remember sekaligus akan menjadi tanda peluncuran Dinding Berpuisi di enam titik strategis kota Jakarta. Dinding Berpuisi menghadirkan puisi-puisi karya Wiji Thukul, penyair yang hingga kini masih hilang.
Dalam sebuah sajaknya Wiji Thukul pernah berkata "Jika kita menghamba pada ketakutan, Kita memperpanjang barisan perbudakan." Ada kebenaran-kebenaran lain yang menunggu dicari, menunggu diketahui dan menunggu disebarkan.
Wiji Thukul mungkin penyair yang paling ditakuti tentara dan Rezim Orde Baru. Saja-sajaknya dianggap bisa menggelorakan perlawanan. Karena itu dia jadi buronan pemerintah.
"Hanya satu kata: Lawan!"
Sebaris kalimat itu jauh lebih terkenal dari Wiji Thukul sendiri, sesosok penyair dari Solo. Puisi Wiji Thukul tak berhiaskan metafora. Kata-katanya gamblang dan keras, membakar semangat perlawanan.
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu : pemberontakkan!
Mata Wiji Thukul sempat nyaris buta karena dihajar tentara. Nasibnya pun tak jelas. Dia hilang tahun 1998, saat kekuasaan Soeharto tumbang.
Baca juga:
5 Cerita Ahok tak peduli disebut pelanggar HAM
Ahok: Sekarang terendam semua, pelanggaran HAM nggak?
LPSK klaim bantu ratusan korban pelanggaran HAM
LPSK sebut ribuan korban HAM menderita fisik dan ekonomi
Mengenang tragedi Jambo Keupok: 10 Tahun tanpa keadilan
-
Siapa yang berhak atas HAM? Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada semua manusia, tanpa memandang ras, jenis kelamin, kebangsaan, suku, bahasa, agama, atau status lainnya.
-
Bagaimana HAM ditegakkan di Indonesia? Dalam proses menegakkan HAM, Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur terkait masalah hak asasi manusia.
-
Di mana HAM dijelaskan? Dilansir dari situs resmi United Nations, Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada semua manusia, tanpa memandang ras, jenis kelamin, kebangsaan, suku, bahasa, agama, atau status lainnya.
-
Siapa aja yang bisa jadi korban pelanggaran HAM? Ketika hak-hak ini dilanggar oleh pemerintah, individu, atau kelompok lain, maka terjadilah pelanggaran Hak Asasi Manusia.
-
Apa yang sudah ditandatangani oleh Menkum HAM? Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Supratman Andi Agtas mengaku sudah menandatangani surat keputusan (SK) kepengurusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dihasilkan dari Muktamar PKB di Bali pada 24-25 Agustus 2024.
-
Apa aja contoh pelanggaran HAM berat? Beberapa contoh kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia adalah: Kasus pembantaian etnis Tionghoa di Jakarta pada tahun 1998 yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan pemerkosaan massal terhadap perempuan-perempuan Tionghoa.