Bertemu Menteri ATR, Gibran Bahas Sengketa Tanah Sriwedari
Gibran mengaku berkomitmen untuk terus memperjuangkan agar tanah Sriwedari tetap menjadi area publik milik masyarakat Solo.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menerima kunjungan kerja Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional atau ATR/BPN Hadi Tjahjanto, di Balai Kota, Rabu (10/5). Mantan Panglima TNI itu mendeklarasikan Solo sebagai Kota Lengkap, di Pendapi Gede.
Saat bertemu Menteri ATR/BPN, Gibran mengaku sempat membicarakan perkembangan sengketa tanah Sriwedari dengan ahli waris RMT Wiryodiningrat yang sudah dimenangkan Pemkot Solo. Gibran menyampaikan jika sengketa tanah Sriwedari ini mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian ATR/BPN.
-
Kenapa Gibran diarak keliling kampung dengan Kuda Renggong? Pawai khitan Kuda Renggong biasanya dilakukan satu hari sebelum prosesi khitan dilaksanakan.
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Kapan Gibran dijadwalkan menjalani sidang paripurna? Pada Kamis (17/7), Gibran Rakabuming dijadwalkan menjalani Sidang Paripurna di Gedung DPRD Kota Solo dengan agenda pengunduran diri sebagai Wali Kota.
-
Bagaimana Gibran menanggapi kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? "Ya kita tunggu sampai tanggal 20 Maret saja ya," kata Gibran di Balai Kota Solo, Rabu (13/3).Saat disinggung apakah kemenangan di Jawa Tengah tersebut merupakan hasil kerja keras dirinya, Gibran berkilah. "Kita tunggu sampai tanggal 20 aja," tukasnya.
-
Bagaimana Gibran disambut saat tiba di kantor Partai Golkar? Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu disambut Lodewijk dan Menpora Dito.
"Pokoknya sudah diatensi khusus sama pak Menteri ATR/BPN," ujarnya.
Putra sulung Presiden Joko Widodo mengaku berkomitmen untuk terus memperjuangkan agar tanah Sriwedari tetap menjadi area publik milik masyarakat Solo.
"Ini masih berporses terus ya, masih kita perjuangkan," pungkas Gibran.
Sengketa tanah Sriwedari seluas hampir 10 hektar terjadi sejak puluhan tahun lalu. Keberadaan tanah di pusat kota itu memiliki sejarah yang tak bisa dipisah dari Kota Solo.
Sriwedari dulunya dikenal sebagai Kebon Rojo (Kebun Raja) di masa pemerintahan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Pakoe Boewono (PB) X.
Di lokasi tersebut, terdapat Museum Radya Pustaka yang menyimpan ribuan benda cagar budaya (BCB). Kemudian Stadion Sriwedari museum Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama.
Gedung Wayang Orang, Masjid Agung yang masih dalam proses finishing dan Museum Keris Nusantara, serta bangunan lainnya.
(mdk/tin)