Bertemu Wapres JK, Sekretaris Utama BKKBN Lapor Perkembangan Kampung KB
Saat ini, sudah ada 13 ribu kampung KB yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Pihaknya juga mengundang JK membuka rakernas dan simposium nasional hasil penelitian.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menerima Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Nofrijal, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (1/2). Dalam pertemuan tersebut mereka melaporkan beberapa hal, salah satunya terkait kampung Keluarga Berencana (KB).
"Karena kampung KB adalah salah satu solusi untuk mengintervensi daerah-daerah yang minus, yaitu daerah desa tertinggal, perdesaan, kepulauan," kata Nofrijal usai bertemu JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (1/2).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Dia berharap dengan adanya kampung KB, masyarakat bisa mengakses semua informasi tentang pentingnya KB. Saat ini, sudah ada 13 ribu kampung KB yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
"Mungkin target baru desa-desa stunting atau desa yang angka stunting relatif tinggi. Kita targetkan terbentuk kampung KB. Jadi tidak ada lagi kampung KB yang kita tingkatkan lebih besar. Karena kita hanya kasus per kasus, karena sudah cukup banyak Kampung KB sudah 13 ribu," kata Nofrijal.
Pihaknya juga mengundang JK membuka rakernas dan simposium nasional hasil penelitian.
"Kita meminta kesediaan Pak Wapres untuk membuka rakernas, yang juga sekaligus kita gabungkan dengan simposium nasional hasil-hasil penelitian," kata Nofrijal.
Ditambahkan Plh Deputi Bidang ADPIN, Rizal Damanik, simposium nasional bertujuan untuk mensosialisasikan BKKBN. Tidak hanya itu pihaknya juga akan membahas mengenai konsep baru pada kontrasepsi.
"Misalnya menggunakan vaksin kontrasepsi. Mudah mudahan nanti ini sebagai upaya peningkatan kapasitas dari peneliti-peneliti BKKBN yang dapat pencerahan dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian," kata Rizal Damanik.
Dia menjelaskan, vaksin kontrasepsi tersebut adalah produk baru yang akan dikaji oleh para peneliti. Namun untuk saat ini, kata Rizal, masih terbatas dan hanya digunakan untuk vaksin hewan.
"Tetapi di masa depan yang tidak jauh ini perlu kita antisipasi. Kalau saat ini kita masih berbicara soal implan, suntik, pil, dan ini ternyata di ranah ilmu pengetahuan ada ini faksin. Ini akan kita coba lihat untuk pencerahan para peneliti kita," kata Rizal.
Baca juga:
Jokowi Temui JK di Rumah Dinas
Kebijakan Tersulit bagi JK Selama Menjabat Jadi Wapres
Tiru China, Wapres JK Minta E-commerce Beri Pembinaan untuk UMKM
Cerita Jusuf Kalla Tak Mau Jadi Pengusaha Lagi Setelah Pensiun Jadi Wapres
Staf Khusus Wapres JK: Pemerintah Mampu Jaga Inflasi di Level 3 Persen Selama 3 Tahun
Petuah Wapres JK Pada Generasi Milenial: Pahami Teknologi Untuk Kemajuan RI
Wapres JK Tegaskan Jika Utang Negara Tidak Dipakai Untuk Foya-foya