Bima Arya pastikan tidak ada pembakaran angkot di Bogor
Keributan antara sopir angkot dan ojek online karena beredarnya isu adanya pengendara ojek online yang ditabrak sopir angkot. Hal tersebut memicu terjadinya aksi bentrok di Jl Sholis Iskandar masuk wilayah hukum Kota Bogor. Padahal korban murni kecelakaan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto membantah ada pembakaran angkutan kota (angkot), seperti yang beredar melalui pesan berantai di whatsapp. Dia memastikan situasi dan kondisi di Kota Bogor aman terkendali pascakericuhan yang terjadi antara sopir angkot dan pengendara ojek online, Senin (20/3).
"Tidak ada pembakaran angkot, saya sudah liat foto-foto yang beredar ada angkot dibakar, wajah korban pengemudi ojek online yang babak belur. Itu tidak benar, tidak terjadi di wilayah Kota Bogor," kata Bima.
Bima beserta jajaran Kodim 0606 dan Polresta Bogor Kota telah turun ke lapangan dan menjenguk korban pengendara ojek online yang diisukan ditabrak oleh sopir angkot.
Menurut Bima, pengendara ojek online tersebut tidak sedang beroperasi dan juga tidak menggunakan atribut ojek online. Tukang ojek itu mengalami kecelakaan saat berkendaraan dan kakinya patah.
"Ini murni kecelakaan. Jadi tidak benar ada yang sopir angkot yang menabrak," katanya.
Bima menyebutkan, keributan yang terjadi antara sopir angkot dan ojek online terjadi karena beredarnya isu adanya pengendara ojek online yang ditabrak sopir angkot.
Hal tersebut memicu terjadinya aksi bentrok antara sopir angkot dan pengendara ojek online di Jl Sholis Iskandar masuk wilayah hukum Kota Bogor.
"Kami sudah konfirmasi, tidak benar pengendara ojek online ini ditabrak sopir, memang benar tertabrak, tapi murni karena kecelakaan bukan ditabrak sopir angkot," katanya.
Dia mengatakan, keributan terjadi antara angkot trayek 32 yang merupakan angkot wilayah Kabupaten Bogor dan beroperasi di wilayah perbatasan Kota Bogor dengan pengendara ojek online.
"Kami sudah melakukan dialog dengan pengemudi ojek online dan mencoba untuk menenangkan situasi. Aparat juga melakukan penyelidikan serta memproses secara hukum," kata Bima.
Untuk mengantisipasi pemogokan sopir angkot, pihaknya telah mengerahkan armada milik Satpol PP dibantu Kodim 0606 dan Polresta Bogor Kota untuk mengakomodir warga yang tidak terakomodasi oleh angkutan umum.
"Kami juga sudah menyiapkan antisipasi untuk esok hari. Berkoordinasi dengan Organda kota maupun kabupaten, serta pengemudi online ini," katanya.
Bima menambahkan, harus ada pengaturan mengenai keberadaan transportasi online, baik dari pusat hingga ke tingkat daerah.
"Intinya semua mau diatur, jadi harus ada percepatan pengaturan online ini," katanya.
Bima juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan foto-foto yang belum terkonfirmasi keaslian sumbernya karena dapat memperkeruh kisruh antara sopir dan pengendara online. Sumber Antara.