Blak-blakan Novel ada jenderal baik & jahat di balik kasusnya
100 Hari lebih sudah penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan terjadi. Namun, hingga kini Kepolisian belum juga berhasil mengungkap siapa pelaku yang terlibat.
100 Hari lebih sudah penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan terjadi. Namun, hingga kini Kepolisian belum juga berhasil mengungkap siapa pelaku yang terlibat.
Novel pun hingga kini masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura. Sebab, mata penyidik senior KPK itu mengalami kerusakan akibat siraman air keras.
Meski telah mengalami teror, tak lantas membuat Novel ciut nyalinya. Setelah tiga bulan lebih tak bersuara, Novel akhirnya angkat suara atas kasus penyiraman air keras terhadapnya.
Novel mengaku sebelum peristiwa penyiraman air keras, dirinya sempat diberi informasi oleh petinggi Polri akan diserang.
"Saya mendapat informasi dari petinggi Polri sebulan sebelumnya bahwa saya akan diserang," kata Novel dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di acara Mata Najwa dikutip merdeka.com, Rabu (26/7).
Novel mengaku saat itu petinggi Polri itu memintanya untuk berhati-hati. Bahkan, petinggi Polri yang tak disebutkan namanya oleh Novel itu sempat menawarkannya penjagaan alias pengawalan.
"Tapi tidak mungkin saya (mau) karena saya dari KPK," katanya.
Novel pun mengungkap ada dua kelompok di Kepolisian yang berbeda sikap kepadanya. Kelompok pertama berusaha mengamankan atau melindungi dirinya. Sedangkan kelompok kedua mencari-cari kesalahannya.
"Ada 2 kelompok (Polri), ada yang berupaya mengamankan, ada yang mencari-cari kesalahan. Iya kelompok Polri," katanya.
Tak cukup sampai di situ, Novel juga mengungkap adanya dugaan petinggi Polri yang terlibat kasus penyiraman air keras kepadanya. Bahkan, menurutnya, salah satu anggota Polri yang diduga terlibat itu sudah berpangkat jenderal.
"Satu jenderal diduga terlibat," katanya.
Meski demikian, Novel tidak bisa mengungkap siapa perwira tinggi Polri yang diduga terlibat itu. Dia juga tak bisa mengungkap apakah ada anggota Polri lain yang terlibat selain petinggi Polri tersebut.
"Saya rasa tidak pantas saya bicarakan di ruang terbuka," kata Novel.