BMKG bantah cabut peringatan tsunami di Sulawesi Tengah
Menurut Dwi, pihaknya sudah menurunkan staf untuk mengecek langsung ke lapangan. Dalam pemantauan stafnya, permukaan air sudah mencapai 30 sentimeter.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membantah pihaknya telah mencabut peringatan tsunami di Palu, Donggala dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Menurutnya BMKG sudah melakukan hal yang tepat dan terbaik.
"Jadi itu bukan pencabutan. Itu pengakhiran. Dan berdasarkan data ya. Ya kami mempertimbangkan itu sudah berakhir," kata Dwi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/10).
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Kenapa BMKG memastikan bahwa berita tentang tsunami di Batam dan Tanjungpinang adalah hoaks? Berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Ramlan dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.Dia menyebut berita tersebut hanya isu dan membohongi masyarakat."Karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujarnya.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Bagaimana BMKG Tuban mencatat jumlah gempa susulan? "Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB," kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3).
Menurut Dwi, pihaknya sudah menurunkan staf untuk mengecek langsung ke lapangan. Dalam pemantauan stafnya, permukaan air sudah mencapai 30 sentimeter.
"Di situ menurut staf kami muka air 30 cm. Kemudian setelah itu dia berjalan di bea cukai pantoloan. Itu sudah kapal sudah masuk ke darat dan dia melihat ini air di mata kaki. Artinya apa, itu tsunami sudah berakhir," ungkapnya.
"Nah kalau itu masih ada tsunami lagi, jadi setelah itu kan kami menunggu waktu. Tidak kami akhiri. Tapi setelah kami akhiri seandainya ada tsunami lagi, staf kami ini sudah terseret tsunami. Dia masih hidup," sambungnya.
Dwi mengatakan, tsunami terjadi di bibir pantai Palu sekitar pukul 18.37 WITA kala itu di Jakarta pukul 17.37 WIB dan kabar pencabutan peringatan tsunami beredar. Dia pun menegaskan lembaganya sudah melakukan yang terbaik untuk membantu menyelamatkan masyaratkan Indonesia.
"Tapi setelah kami akhiri seandainya ada tsunami lagi, staf kami ini sudah terseret tsunami. Dia masih hidup. Dan setelah itu kami mencari fakta ini kan harus evaluasi terus," ungkapnya.
"Peringatan diakhiri 18.37 WIB Jadi itu lah yang seoptimal mungkin kami upayakan untuk menyelamatkan jiwa dengan berbagai keterbatasan yang ada," ucapnya.
Baca juga:
Kisah Rendi selamat usai 10 detik ditelan tsunami di Palu
Kisah haru korban gempa, terpisah lalu bisa bertemu kembali
Dibantu eskavator, puluhan korban gempa dan tsunami Palu dikubur massal
Ada cerita-cerita haru saat kunjungan Jokowi ke Palu dan Donggala
Semringah Sutopo disapa penyanyi Raisa lewat video call
Sandiaga: Kami tidak ingin mempolitisasi bencana di Sulteng