BNN: Peredaran narkoba lewat bandara internasional makin marak
Berdasarkan data BNN, peredaran uang dari narkoba mencapai Rp 52 triliun setahun.
Indonesia tetap menjadi sasaran peredaran narkoba internasional. Sebab selain pasarnya besar, harganya juga mahal. Peredaran narkoba di Indonesia semakin marak terutama melalui sejumlah bandara internasional.
Berdasarkan data BNN, peredaran uang dari narkoba mencapai Rp 52 triliun setahun.
Sementara untuk jalur penyelundupan kini tak hanya melalui Jakarta, tapi juga marak melalui bandara yang punya penerbangan internasional seperti Yogyakarta dan Solo.
Kondisi tersebut membuat pengawasan peredaran narkotika di Indonesia semakin sulit.
Juru bicara Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat Dwiyanto mengatakan banyak jaringan narkoba internasional yang mencoba menembus Indonesia lewat bandara internasional.
"Tak hanya lewat Jakarta, tapi lewat juga Yogyakarta atau Solo," ujar Sumirat, saat ditemui wartawan di Solo, Minggu, (13/4).
Selain memantau sejumlah bandara internasional, BNN juga memantau peredaran narkoba yang memanfaatkan bandara internasional kecil di perbatasan Indonesia. Misalnya di Entikong, Timor Leste, dan Papua Nugini.
"Di bandara-bandara tersebut, pengawasannya memang kurang optimal, sehingga narkoba mudah masuk. Dari situ, narkotika dikirim ke Indonesia melalui jalur darat, melalui perbatasan," ucapnya.