BNN ungkap cara tangkap bandar narkoba dengan silent operation
"Kalau operasi ramai-ramai tidak ada gunanya," kata Dedi.
Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap peredaran sabu sebanyak 2,8 ton sepanjang 2015. Hal ini berkat kehebatan para penyidik BNN dalam melakukan operasi.
Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dedi Fauzi Elhakim mengatakan, mengungkap kasus narkoba tidak bisa dilakukan dengan senjata atau ramai-ramai menggerebek secara terang-terangan. Menurut dia, butuh waktu panjang melakukan operasi diam-diam sehingga mampu mengungkap peredaran narkoba dari bandar.
"Penyelundupan itu sangat rahasia, jadi kita penangkapannya juga dengan cara silent operation, tidak bisa dilakukan dengan operasi bersama (secara terang-terangan)," kata Dedi di kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/12).
Dedi menambahkan, dalam operasi pun diperlukan kehati-hatian serta ketelitian para penyidik. Bahkan dia mengungkapkan pengalamannya mengungkap jaringan sabu sebanyak 800 kilogram, yakni Wong Chi Ping yang baru divonis mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, dan BNN memerlukan waktu selama dua tahun.
"Kalau operasi ramai-ramai tidak ada gunanya. Perlu ketelitian, bisa enam bulan, atau tahunan, seperti Wong Chi Ping, kita ungkapnya dua tahun itu," bebernya.
Namun, operasi bersama atau gabungan, lanjut Dedi, hanya bisa dilakukan dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkotika. Dedi mencontohkan, razia di tempat hiburan malam misalnya, menyasar anggota TNI-Polri serta warga sipil yang tengah berpesta sabu.
"Kalau operasi bersama jelas, sasarannya untuk mencari penyalahguna narkoba. Kalau sindikat tidak kelihatan, butuh penyidikan secara khusus," pungkasnya.