BNPB: Ada 169 Titik Banjir di Jabodetabek dan Banten
Selain itu, ia menyebut ada 63 titik banjir berada di DKI Jakarta. Jakarta Selatan menjadi kawasan yang paling banyak terdampak banjir hingga mencapai 39 titik.
Sejumlah kawasan yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (JaBoDeTaBek) terdampak banjir akibat curah hujan yang sangat deras mengguyur wilayah tersebut. Hujan deras mulai terjadi sejak sehari sebelum pergantian tahun baru 2020.
Dengan adanya banjir itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 169 titik banjir yang berada di Jabodetabek hingga Banten. Jumlah tersebut terhitung sejak pagi tadi.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan, Jawa Barat menjadi titik yang banyak terdampak banjir yakni 97 titik. Sedangkan, untuk di wilayah Banten sendiri sebanyak sembilan titik banjir.
"Pantauan BNPB menunjukkan ada 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten. Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat 97 titik, paling banyak berada di Bekasi 53 titik," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (2/1).
Selain itu, ia menyebut ada 63 titik banjir berada di DKI Jakarta. Jakarta Selatan menjadi kawasan yang paling banyak terdampak banjir hingga mencapai 39 titik.
"Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah yang paling terdampak banjir adalah Kota Bekasi (53), Jakarta Selatan (39), Kabupaten Bekasi (32) dan Jakarta Timur (13)," sebutnya.
Sementara itu ia mengungkapkan, titik banjir terparah berada di wilayah Bekasi yakni di Perum Beta Lestari, Jatirasa, Jatiasih dan Kota Bekasi. Sedangkan, ada 49 titik banjir yang berada di Kota Bekasi yang mencapai kedalaman 1 hingga 2 meter.
Baca juga:
Tinjau Banjir Kampung Pulo, Mensos Harap Semua Warga Mau Dievakuasi
Tol dari Cikampek Arah Jakarta Macet 36 Km, Kendaraan Keluar di Karawang Timur
Terdampak Banjir, 14 SPBU Pertamina di Jabodetabek Tutup
Ruas Jalan Banjir, Transjakarta Rute S11 Tak Beroperasi