Bom di Manchester, Polri akan perketat pengamanan konser
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, peristiwa itu merupakan peringatan bagi seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia untuk lebih waspada terhadap aktivitas kelompok terorisme.
Sebuah ledakan yang berasal dari bom bunuh diri terjadi saat penyanyi Ariana Grande menggelar konser di Manchester Arena, Inggris, Senin (22/5) malam waktu setempat. 22 Orang tewas dan 59 lainnya mengalami luka-luka.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, peristiwa itu merupakan peringatan bagi seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia untuk lebih waspada terhadap aktivitas kelompok terorisme.
"Ini kan warningnya seluruh dunia bukan hanya Indonesia. Seketat itu di stadion Inggris itu, pemeriksaan cukup ketat ternyata masuk juga. Jadi warning kepada seluruh dunia," kata Rikwanto di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/5).
Rikwanto menuturkan, dari insiden itu Indonesia khususnya masyarakat harus lebih berhati-hati saat menghadiri event atau acara besar. Sebab, aksi terorisme dapat terjadi kapan saja dan situasi apapun.
"Di mana pun bisa terjadi tindakan terorisme terhadap siapapun tidak kenal tempat, tidak kenal siapapun, tidak kenal suku dan bangsa. Jadi warning untuk semuanya termasuk Indonesia jadi hati-hati kalau terorisme itu ada terus dan bisa terjadi di mana saja," ujar dia.
Bukan hanya itu, jenderal bintang satu ini juga menyebut bila nantinya standar operasional prosedur (SOP) pengamanan konser di Indonesia akan diperketat. Setiap pintu masuk akan diperketat dengan metal detector termasuk pemeriksaan ketat terhadap pengunjung.
"Penjagaan kalau konser di Indonesia terutama artis luar? Itu ada SOPnya bahkan SOP diperketat lagi ya seperti metal detector, pintu untuk masuk supaya semua bisa dilakukan pemeriksaan," pungkas Rikwanto.