BPOM sebut polisi sudah tetapkan tersangka vaksin palsu di Riau
Ditemukan sebanyak 20 file vaksin diduga palsu dari salah satu tempat pendistribusian obat di Pekanbaru.
Belakangan ini kasus vaksin palsu bagi balita membuat geger masyarakat Indonesia. Masalah ini mencuat setelah ditangkapnya pasangan suami istri pembuat vaksin itu, Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina.
Hidayat diketahui pernah bekerja di rumah sakit, sedangkan Rina dikenal sebagai mantan perawat. Keduanya ditangkap di Perumahan Kemang Pratama Regency, Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
Parahnya lagi, ternyata bisnis vaksin palsu ini sudah dijalankan selama 13 tahun. Distribusi ini diduga telah menjangkau beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Kota Pekanbaru, Riau.
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru menemukan sebanyak 20 file vaksin diduga palsu dari salah satu tempat pendistribusian obat di wilayahnya.
"Ya benar, ada vaksin yang diduga palsu kita amankan sebanyak 20 file. Saat ini masih akan kita lakukan uji laboratorium," kata Indra Ginting, saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (2/8).
Ginting menyebutkan, polisi sudah menetapkan beberapa tersangka terkait penyebaran serum atau vaksin palsu di Riau. Namun, Ginting enggan menyebutkan polisi mana yang menangani kasus tersebut, apakah Polda Riau atau Bareskrim Mabes Polri.
"Iya, ada beberapa tersangka. Dari pihak luar (rumah sakit). Tapi pekan depan lah kita beritahu, jangan sekarang lah," kata Ginting.
Ginting menyebutkan, pemasokan vaksin palsu di Riau itu juga diketahui oleh pihak medis di klinik dan rumah sakit yang menyebarkan vaksin palsu itu. Namun, lagi-lagi Ginting keberatan untuk menyebutkan apa nama rumah sakit yang menyebarkan vaksin palsu untuk anak-anak itu.
"Belum saatnya diberitahu, nanti kalau sudah jelas semuanya kita umumkan ya. Agar informasinya tidak setengah-setengah," ucap Ginting.
Beberapa waktu lalu, Ginting menyebutkan sebanyak dua puluh vaksin yang diduga palsu itu terdiri dari vaksin Anti Tetanus Serum (ATS) sebanyak 10 ampul dan vaksin Anti Bisa Ular (ABS) sebanyak 10 file.
"Masing-masing ada 10 file yang kami amankan dan masih kita teliti kandungannya. Secara kasat mata ciri-cirinya patut diduga palsu," beber Indra.
Indra menjelaskan, vaksin diduga palsu ini jika masuk ke dalam tubuh berdampak negatif dan berbahaya. "Berbahaya, namun belum diketahui secara pasti apa efeknya. Karena belum ada contoh kasusnya (korban)," kata Indra.
Meski demikian, Indra memperkirakan efek terbesar dari pemberian vaksin ini terhadap tubuh manusia tidak adanya manfaat dari vaksin itu sendiri terhadap kekebalan tubuh.
"Sebab vaksin palsu tidak berisi komposisi yang seperti dibutuhkan tubuh. Isinya cuma cairan. Tidak ada gunanya. Ruginya selain secara kesehatan, juga rugi secara ekonomi," jelasnya.
Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Ari Rahman Nafarin saat berbincang dengan merdeka.com menyebutkan, pihaknya belum mendapatkan perkembangan terkait adanya tersangka dalam kasus vaksin tersebut. "Belum ada ya, masih didalami," ujarnya singkat.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Di mana letak Pasuruan? Pasuruan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura.
-
Apa yang dilakukan Inul Daratista saat mudik ke Pasuruan? Tak hanya sekadar pulang untuk bertemu keluarga besar, Inul juga melakukan aksi berbagi bingkisan Lebaran kepada tetangga sekitar.
Baca juga:
Jaminan RS Hosana Bekasi meleset, orang tua vaksin palsu kecewa
DPR tetapkan 25 anggota tim pengawas vaksin palsu
Bareskrim kembali serahkan 2 berkas kasus vaksin palsu ke Kejaksaan
Vaksin ulang di Puskesmas Rawalumbu Bekasi sepi peminat
Menko Puan: Pemerintah akan lakukan vaksinasi ulang di 5 provinsi