BPOM Surabaya sebut video garam campur kaca di Youtube hoax
Dua akun youtube mengunggah video garam bercampur kaca. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Surabaya, Jawa Timur menyebut isi video tersebut adalah hoax alias tidak benar.
Dua akun youtube mengunggah video garam bercampur kaca. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Surabaya, Jawa Timur menyebut isi video tersebut adalah hoax alias tidak benar.
Sebab, dari hasil riset yang dilakukan BPOM terhadap enam merek garam, beberapa di antaranya digunakan bahan contoh dalam video yang tersebar di linimasa, tidak ditemukan adanya partikel kaca, maupun partikel berbahaya lain.
Enam merek garam yang dilakukan uji laboratorium itu di antaranya garam merek Ibu Bijak, 2 Anak Pintar, Karapan Sapi, Cap Gajah, serta merek lainnya.
Beberapa merek di antaranya sama dengan merek garam yang tersebar di media sosial. "Saat kita lakukan uji lab, garam larut sempurna, dan tidak ada partikel kaca," kata Kepala BPOM Surabaya, Hardaningsih, Jumat (18/8).
Begitu juga pada uji mutu. Semuanya memenuhi syarat, baik kadar yodium maupun NACL dan kadar airnya. Maka, kata Hardaningsih, uji kadar garam yang tersebar di media sosial itu dilakukan pihak yang tidak memiliki kompetensi dan tidak bertanggung jawab.
"Jelas tidak masuk akal kalau garam 1/4 kilogram dilarutkan dalam air 1/2 gelas. Karena garam memiliki tingkat kejenuhan," tandasnya sembari menyebut video di media sosial itu adalah hoax. "Ini jelas merugikan produsen dan konsumen di dalam negeri," sambungnya.
Seperti diinformasikan, pada 12 Agustus 2017 lalu, akun Mahendra Jaya mengunggah video seorang perempuan sedang melarutkan garam yodium ke dalam air.
Kemudian, si perempuan itu menyaring larutan garam dengan kain hitam. Hasilnya, terdapat butiran-butiran yang diduga pecahan kaca. Menurut si pengunggah, video tersebut didapatnya dari akun facebook (FB).
Selain akun Mahendra, video serupa dengan merek garam bergambar ikan juga beredar di youtube. Video kedua ini diunggah oleh akun Mentek Pedia. Dan BPOM Kota Surabaya menyatakan kedua akun youtube ini adalah hoax.