BRIN: Percepatan Vaksinasi Dorong Pemulihan Ekonomi
Selama pandemi Covid-19, neraca transaksi berjalan tetap positif dengan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga yang relatif stabil.
Percepatan program vaksinasi Covid-19 akan menjadi jalan utama menuju pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Hal itu disampaikan Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Eko Nugroho.
"Percepatan vaksinasi COVID-19 disertai stimulus fiskal yang tepat akan membentuk sentimen yang lebih positif sehingga tingkat konsumsi rumah tangga diharapkan bisa naik ke level yang lebih tinggi," kata Agus. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (23/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
Agus menuturkan, selama pandemi Covid-19, neraca transaksi berjalan tetap positif dengan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga yang relatif stabil.
Hal itu mengindikasikan bahwa lemahnya permintaan domestik tetap menjadi kendala utama dalam upaya memulihkan ekonomi nasional.
Ditambahkan Peneliti Madya di Pusat Riset Ekonomi BRIN, Umi Karomah Yaumidin, pendekatan yang lebih selektif diperlukan dalam strategi perdagangan internasional.
Dalam konteks ini, pemerintah perlu mengkaji ulang sejumlah perjanjian bilateral dan regional yang berkontribusi negatif terhadap neraca perdagangan.
Bersamaan dengan itu, Umi mengatakan pemerintah perlu membuka pasar potensial yang baru seperti kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Ia menuturkan harus diakui adanya perbaikan ekonomi sejak triwulan II 2021 sehingga angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 secara optimis akan bertumbuh.
"Jika melihat sejumlah indikator ekonomi makro, laju pertumbuhan ekonomi 2021 dan 2022 rasanya akan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan pada 2020 yang lalu," tutur Umi.
(mdk/lia)