Budi Waseso: Ada yang mendoakan saya dibunuh
Budi Waseso: Ada yang mendoakan saya dibunuh. Dia mengatakan ada yang menginginkan dirinya cepat selesai dalam menjalani tugasnya sebagai Kepala BNN
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menanggapi soal pertanyaan jika dirinya lelah untuk memimpin BNN. Dalam sebuah pekerjaan itu, kata dia, pasti ada yang namanya mengalami kejenuhan. Apalagi tugas sebagai Kepala BNN yang harus mengabdikan diri untuk pekerjaannya.
"Saya bilang urusan kita bekerja pasti itu, pasti ada klimaks atau kejenuhan. Bekerja untuk masalah narkotika adalah bekerja yang sangat serius dan memerlukan ketangguhan. Ini betul-betul mengabdikan diri kita," kata Budi Waseso di rumahnya Kompleks TNI AD Bulak Rantai Blok G No 86 Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8).
Budi pun menceritakan, ada salah satu anggotanya yang disuap senilai Rp 10 miliar. Itu karena tidak adanya komitmen dan serius dalam menjalankan sebuah tugas.
"Kalau kita tidak seperti itu (komitmen) kamu sudah seperti anggota saya kemarin. Kamu disuap Rp 10 miliar pasti dia mau. Jangankan Rp 10 miliar, pensiun pun tidak dapat Rp 10 miliar, percaya sama saya," terang Budi.
Budi menyebutkan tidak benar jika setiap manusia tidak mengalami yang namanya lelah.
"Nah, bohonglah kalau manusia yang tidak lelah dalam menghadapi sesuatu itu bohong," kata dia.
Terakhir Budi menyampaikan, teror terhadap dirinya pasti ada, bahkan dia pun menyebutkan jika ada yang menginginkan dirinya cepat selesai dalam menjalani tugasnya sebagai Kepala BNN.
"Pasti ada sekarang yang mendoakan saya untuk cepat-cepat selesai juga, banyak yang mendoakan cepat diganti juga banyak. Kalau bisa dibunuh ya dibunuh, juga bisa dijebak dengan segala hal. Itu wajar, itu konsekuensi, petugas seperti saya," terang Budi.
Baca juga:
Waseso bandingkan BNN-KPK: Novel kena dibiayai negara, anggota saya mati ya mati aja
Awasi peredaran narkoba, Budi Waseso sudah petakan pejabat dan artis
Waseso ungkap jual beli rekomendasi rehabilitasi buat pecandu
Budi Waseso akui di kompleks TNI ada peredaran narkoba
Waseso: Saya hobi berburu, tak salah Presiden tunjuk jadi Kepala BNN
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.