Budi Waseso klaim lebih tegas dari Duterte
Mantan Kabareskrim ini melihat, jika para bandar atau pelaku narkoba tak diberikan hukuman yang berat capaian BNN selama ini sia-sia. Sebab, hanya memindahkan para bandar ke lembaga permasyarakatan yang tak kapok memutar roda bisnis barang haram.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Purn) Budi Waseso mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap bisnis narkotika yang masih beredar di lembaga permasyarakatan (lapas). Menurutnya, para oknum tersebut harus dibasmi supaya kapok.
Buwas juga mengaku dirinya lebih tegas dari sikap Presiden Filiphina Rodrigo Duterte yang ganas terhadap para pelaku narkoba. Untuk diketahui, Duterte siap memberikan hukuman mati bagi siapapun yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Kenapa Prabowo dan Kaesang bertemu? Keduanya mengaku dalam pertemuan tersebut menemukan kesamaan dalam menghadapi pemilu 2024.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Orang-orang itu (oknum lapas dan jaringan narkoba) jangan dipidanakan, bantai saja. Saya lebih gila dari Duterte, cuma tidak punya kewenangan saja," tegas Buwas di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/3).
"Saya memang harus jadi gila. Kalau tidak gila, tidak nyambung sama orang-orang gila itu," tambahnya.
Mantan Kabareskrim ini melihat, jika para bandar atau pelaku narkoba tak diberikan hukuman yang berat capaian BNN selama ini sia-sia. Sebab, hanya memindahkan para bandar ke lembaga permasyarakatan yang tak kapok memutar roda bisnis barang haram.
"Kita hanya jadi pemadam kebakaran, ini jadi pekerjaan sia-sia BNN. Hanya tempatnya yang berganti ke lembaga kemasyarakatan," ucapnya.
Sepanjang 2017 sendiri BNN telah menangani sekitar 29 ribu kasus peredaran narkotika yang mana 90 persen melibatkan jaringan di dalam lapas. Oleh karenanya, Buwas menyodorkan gagasan kepada pemerintah menyertakan buaya untuk menjaga para napi narkoba.
"Saya membuat konsep itu tidak main main," tandasnya.
Terhitung hari ini, Buwas yang menyandang bintang tiga itu resmi pensiun dari jabatan kepala BNN yang digantikan mantan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Inspektur Jenderal Pol Heru Winarko sebagai Kepala BNN yang baru.
Berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 14/M Tahun 2018 tanggal 28 Februari 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional, Irjen Pol. Drs Heru Winarko, SH telah resmi menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Baca juga:
Ditanya bakal terjun ke politik, Waseso bilang 'kalau masyarakat minta saya mau'
Tinggalkan kursi Kepala BNN, Budi Waseso mengaku lega dan kini jadi warga sipil
Waseso tak berniat isi masa pensiun dengan pelesiran ke luar negeri
Budi Waseso sayangkan BNN belum punya gedung sendiri
Waseso: Kalau negara masih membutuhkan, pada prinsipnya saya siap