Cara 3 Calon Wakil Gubernur Pertahankan Budaya Betawi Sebagai Identitas Jakarta
Kebudayaan Betawi menjadi sorotan karena terancam degradasi dari budaya modern.
Eksistensi kebudayaan Betawi terancam menjadi 'tamu' di kota sendiri akibat derasnya budaya modernisasi. Tiga calon Wakil Gubernur Jakarta, Suswono, Kun Wardana, hingga Rano Karno "Si Doel" sepakat melibatkan komunitas seniman demi mempertahankan eksistensi budaya Betawi.
Kun menyampaikan, jika dia terpilih menjadi Wakil Gubernur Jakarta, langkah strategis menjaga kelestarian budaya Betawi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya Betawi, di level pendidikan formal yang dimulai tingkat SD hingga SMA.
- Seniman Betawi hingga Legenda Persija Bakal Jadi Duta Wisata saat 'Macan Kemayoran' Bertanding di JIS
- RK Minta Masyarakat Waspadai Berita Bohong di Musim Pilkada 2024: Jangan Sampai Terhasut
- Catat, Ini Janji-Janji Pramono-Rano jika Terpilih Jadi Gubernur dan Wagub Jakarta
- Diajak Keliling Setu Babakan, Ridwan Kamil Dikenalkan Foke Budaya Betawi dan Jakarta
"Sarana dan prasarana kita mulai dari komunitas masyarakat di setiap RT RW," ujar Kun.
Pemanfaatan fasilitas umum secara gratis, juga menjadi langkah strategis Cawagub nomor urut 1 tersebut agar kebudayaan Betawi tak luntur digerus zaman. Dia juga berharap agar pengelolaan Taman Ismail Marzuki (TIM) dikembalikan ke Dinas Kebudayaan Jakarta.
Sementara Cawagub nomor urut 2 Siswono menyampaikan komitmen mereka membangun kebudayaan Betawi yang diawali dari pendidikan.
"Nanti akan dimasukan kurikulum pendidikan sejak dini lembaga adat ekistensinya perlu dihidupkan kembali," ujar Siswono.
Politikus PKS itu juga akan menampilkan simbol-simbol Betawi di tempat-tempat publik.
"Jakarta ini hampir sama seperti di kota lain, tidak ada ciri khasnya kita akan tampilkan simbol budaya Betawi di tempat-tempat memungkinkan," ungkap Siswono.
Senada dengan Kun dan Siswono, Rano "Si Doel" juga mengatakan kelestarian budaya Betawi di Jakarta dimulai dari pola pikir masyarakat Jakarta itu sendiri.
"Budaya itu adalah bahasa sansekerta berasal dari Budi dan Daya, jadilah produk kebudayaan yang harus dilestarikan pola pikir masyarakat Jakarta. Saya berikan judul "Si Doel Anak Sekolah" sekolah buka hanya di sekolahan di sini belajar sesungguhnya dari hasil kebudayaan," ujar Rano "Si Doel".