Cara Warga agar Liburan Panjang di Rumah Tetap Menyenangkan
Tercatat, 147.000 kendaraan keluar dari Jakarta pada Rabu (28/10).
Hari ke dua libur yang ditetapkan pemerintah, sejumlah tempat wisata luar Jakarta atau di Jakarta mulai dipadati masyarakat. Tercatat, 147.000 kendaraan keluar dari Jakarta pada Rabu (28/10).
Meski libur panjang lebih menyenangkan mendatangi tempat-tempat wisata, sebagian masyarakat justru memilih tetap berada di rumah. Pertimbangan utamanya karena penularan Covid-19 di Indonesia masih cukup tinggi.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Bagi mereka yang berlangganan streaming film berbayar seperti Netflix, waktu libur panjang bisa teratasi dengan menikmati ribuan film.
"Netflix-an saja, wisata ke mana juga? tujuan wisata udah ramai, macet di jalan, Covid-19 juga masih tinggi," ujar Dion warga Cibubur, Sabtu (29/10).
Males terjebak macet juga menjadi pertimbangan Dyah yang enggan berwisata keluar rumah di libur panjang kali ini. Menurutnya, pandemi Covid-19 menimbulkan justru menghasilkan wisata alternatif dengan berlangganan siaran berbayar.
"Langganan, banyak film bagus-bagus jadi enggak bosan berapa hari di kosan," ujar Dyah.
Dyah tidak menampik tingginya intensitas menonton cukup menguras kuota. Bahkan, imbuhnya, harga kuota untuk menonton siaran berbayar lebih mahal dibanding biaya berlangganannya.
"Iya memang, pas lembur nonton 1 judul drama 30 GB saja cepat banget habisnya," kata dia.
Meski begitu, di perkembangan digital tren, Dyah menilai berlangganan platform hiburan sudah menjadi hal yang lumrah.
Namun, pandangan Dion dan Dyah yang menikmati tayangan berbayar tidak sepenuhnya menjadi pilihan beberapa masyarakat lainnya.
Seperti Faiz, ayah dari 2 anak itu mengaku tidak berlangganan layanan siaran berbayar, meski saat ini tren tersebut diminati kebanyakan masyarakat. Selama libur panjang, ia juga mengaku tidak merasa jenuh meski tetap berada di rumah.
"Enggak, yang jenuh paling anak-anak. Ibadah saja mendekatkan diri pada Tuhan," ujar Faiz.
Sementara Aisyah mengaku tidak terlalu suka menghabiskan waktu dengan menonton film. Itu alasannya tidak mau berlangganan layanan siaran berbayar.
"Sepedaan saja, cari kegiatan lain buat hilangkan bosan," tuturnya.
Baca juga:
Update Covid-19 per 29 Oktober: Bertambah 3.565, Total 404.048 Kasus Positif
5 Potret Tania Nadira dan Suami Liburan ke Turki di Tengah Pandemi
CEK FAKTA: Hoaks Kondisi Pertokoan Sepi di Johor Bahru Malaysia
VIDEO: Relawan Covid-19 Hadapi Bencana tak Kasat Mata
Rapid Test, 50 Wisatawan Puncak Reaktif
Cara Warga agar Liburan Panjang di Rumah Tetap Menyenangkan
Jalur Puncak Bogor akan Ditutup Jika Volume Kendaraan Lebih dari 50 Persen