Cari kerja di Semarang, 8 perempuan asal Demak jadi korban penipuan
Korban awalnya tergiur lamaran pekerjaan di brosur.
Berniat mencari pekerjaan di Semarang, Jawa Tengah, delapan remaja asal Desa Bungo, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah malah menjadi korban penipuan orang tak dikenal, Kamis (28/7).
Kedelapan korban adalah Winda Wulandari (23), Listiyanti (18), Elly Nur Indah, Sukmawati (19), Siti Fatimah (19), Sri Ambarwati (27) dan Sutiyana (21) serta Afniyah (18).
Mereka ditelantarkan pelaku di beberapa tempat berbeda. Selain itu, barang berharga milik korban seperti telepon dan perhiasan ikut raib dibawa kabur pelaku penipuan.
Peristiwa berawal saat salah seorang korban Sri Ambarwati menerima sebuah brosur di daerah Tambak Lorok, Semarang Utara, Selasa (26/7). Brosur tersebut berisi informasi tentang lowongan pekerjaan lengkap posisi yang dibutuhkan.
Korban Sri lantas memberitahukan informasi yang ada dalam brosur tersebut kepada rekan-rekannya. Mereka pun akhirnya tertarik dan sepakat untuk mencari pekerjaan bersama-sama. Dalam brosur tersebut, tertulis PT DMI dan tertera nomor telepon 089502078017.
"Di atas brosur tertulis PT DMI, kepanjangannya saya lupa, Cable Indonesia atau apa. Ada posisinya juga, dibutuhkan karyawati packing, maksimal 38 tahun. Katanya ada empat cabang perusahaan di Semarang," ujar korban Winda Wulandari di Mapolrestabes Semarang Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (28/7).
Winda menuturkan usai semuanya sepakat untuk mencari pekerjaan bersama, korban lantas menghubungi nomor telepon yang tertera di lembaran brosur. Seseorang bernama Budi yang mengaku dari perusahaan lantas meminta para korban untuk menunggu di depan Gedung Pandanaran, Jalan Pemuda, Kota Semarang.
"Setelah diberi brosur lalu komunikasi via SMS. Waktu bagi brosur, orangnya laki-laki naik motor sama anak dan seorang perempuan, mungkin itu istrinya. Teman-teman lalu diminta berkumpul di Gedung Pandanaran," ungkapnya.
Winda membeberkan, sambil mengendarai sepeda motor jenis Honda Beat, pelaku Budi lantas menjemput para korban. Secara bergantian korban diantar ke tempat yang berlainan, seperti di Kawasan Kokrosono, Kampus Udinus dan Jalan Indrapasta. Namun, sebelumnya pelaku meminta korban untuk tidak membawa barang bawaan yang terbuat dari logam.
"Motor yang dipakai dia (pelaku) tidak ada pelat nomornya. Barang-barang kita yang dari logam tidak boleh dibawa. Katanya nanti di tempat perusahaan ada alat metal detector, jadi kalau bawa barang seperti handpone pasti bunyi. Hanpdone dan perhiasan ditaruh di dalam tas lalu di masukkan di jok motornya (pelaku)," bebernya.
Dirinya dan temannya akhirnya sadar bahwa mereka telah menjadi korban penipuan saat tidak menjumpai sesama rekannya di tempat di mana pelaku mengantarkan. Mereka pun semakin bingung, saat tidak mengetahui jalan dan tidak mengetahui harus berbuat apa. Tanpa sengaja, mereka kemudian bertemu di Jalan Kokrosono.
Beruntung, salah seorang warga bernama Suroto warga Jalan Kokrosono Semarang, membantu korban dengan memberikan uang sejumlah Rp 150 ribu dan mengantarnya ke Polrestabes Semarang di Jalan Dr Soetomo, Kota Semarang.
"Saya bingung, beruntung ketemu Pak Suroto warga setempat. Kami dikasih uang Rp 150, terus diantar menggunakan mobil ke sini (Polrestabes Semarang)," tambahnya.
Saat ini, kasus dugaan penipuan dengan modus menawarkan lowongan pekerjaan itu kini masih dalam penanganan tim Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, Jawa Tengah.