Ceramahi polisi soal pemimpin, Jokowi cerita soal kudeta Mesir
"Mesir hancur karena tidak membaca perubahan zaman," kata Jokowi.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema kepemimpinan nasional di Mapolda Metro Jaya. Ketua DPR Marzuki Alie pun turut hadir dalam diskusi yang digelar untuk peserta Sespimti (Sekolah Siswa Pimpinan Perwira Tinggi) tersebut.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan hitam itu mengatakan, saat ini, model kepemimpinan yang disukai adalah model kepemimpinan horizontal.
Seperti yang kerap disampaikan Jokowi, saat ini sudah bukan zamannya pemimpin yang selalu bersifat eksklusif. "Artinya antara pemimpin dan rakyatnya tidak tersekat dengan keeksklusifan," ujar Jokowi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/7).
Sebagai contoh, lanjutnya, peristiwa penggulingan Presiden Mesir Mohamed Morsi. Jokowi menilai peristiwa tersebut merupakan salah satu bukti kepemimpinan yang eksklusif akan dengan mudah dihancurkan oleh rakyatnya sendiri.
"Karena pemimpin yang eksklusif tidak tahu apa yang diinginkan warganya," ucap suami Iriana Jokowi tersebut.
"Mesir hancur karena tidak membaca perubahan zaman, jadi hubungan horizontal antara pemimpin dan masyarakatnya itu harus dibaca. Jadi bisa tahu kebutuhan rakyatnya," tambahnya.
Ditambahkan Jokowi, yang harus dibangun untuk membentuk masyarakat yang baik itu adalah pembangunan karakter masyarakat dan mereformasi mental masyarakatnya atau mental reform. Kata dia, semuanya itu kembali pada rakyat
"Kalau kita bisa membaca kepentingan rakyat. Maka akan timbul sebuah kepercayaan kepada pemimpinnya itu akan muncul," tuturnya.
Selain itu, sosok pemimpin yang dibutuhkan masyarakat, adalah seseorang yang bisa melakukan perubahan walau perubahan itu tidak signifikan.
"Karena menurut saya yang dibutuhkan rakyat adalah kepemimpinan yang bisa melakukan perubahan di tingkat nasional atau internasional," tandasnya.