Cerita anak durhaka di Bekasi, pukuli Ibu hingga kritis
Johanes Saptono (45) tega menganiaya ibunya hingga kritis.
Mendengar kata anak durhaka, pasti langsung terpikir kepada Malin Kundang. Karena dalam kisah tersebut Malin Kundang adalah sosok anak durhaka kepada ibunya, dia tega memaki-maki dan tidak mengakui Ibunya. Atas kejadian itu, sang ibu pun mengutuk Malin menjadi batu.
Tak jauh beda dengan Malin Kundang, di Bekasi pria bernama Johanes Saptono (45) tega menganiaya ibunya hingga kritis. Entah apa yang ada di benaknya sehingga dia bisa berbuat sekejam itu terhadap wanita yang telah melahirkannya.
Apa mungkin Johanes lupa bahwa surga ada di telapak kaki ibu? Entahlah hanya dia yang tahu. Berikut rangkuman cerita Johanes yang tega pukuli ibunya:
-
Kapan Anies-AHY dianggap pasangan tepat? Anies-AHY dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024
-
Apa saja yang ditemukan selain mumi anak singa? Mumi singa ini ditemukan di kuburan yang dipenuhi patung kucing dan mumi kucing di Saqqara. Saqqaara terkenal dengan situs pusat pemakaman kunonya yang luas atau nekropolis.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Apa yang diwariskan oleh anak dari orang tuanya? Melalui warisan genetik, anak-anak tidak hanya mewarisi ciri-ciri fisik, tetapi juga sifat-sifat kepribadian yang membentuk dasar dari karakter mereka.
-
Kapan seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? "Nak, ibu sangat menyesal jika keputusan ibu sebelumnya membuatmu sedih. Ibu berharap kamu dapat memaafkan kesalahan ibu. Ibu selalu bersedia mendengarkan dan belajar dari pengalaman ini bersama-sama denganmu."
-
Apa yang diumumkan Angga Wijaya tentang anaknya? Akhirnya, pada Senin (2/9), Angga Wijaya memperlihatkan wajah cantik anaknya beserta nama indahnya.
Johanes pukuli ibu kandung pakai kayu
Johanes Saptono (45) pria yang sadis menganiaya ibu kandungnya di Komplek Rafresia, Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi dibekuk polisi usai memukul kepala ibunya menggunakan kayu balok.
Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo mengatakan, peristiwa itu terjadi di rumah korban, Komplek Raflesia BOT Blok A 16 RT 03 RW 14 Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi. Korban Elisabeth Jupri (79) mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.
"Motifnya masih didalami penyidik. Hasil penyidikan sementara pelaku sakit hati karena dibilang sakit jiwa," kata Siswo di Bekasi, Rabu (4/1).
Dia menyebutkan, pelaku mendadak keluar dari kamar tidur, dan mengambil kayu balok alas tempat tidur kemudian memukul korban berulang kali. Korban terluka di bagian kepala, leher, mata kanan, bibir, dan telinga.
"Tersangka melarikan diri dan sekitar 20 meter dari rumahnya, kayu tersebut dibuang ke selokan, tersangka dapat diamankan berikut barang bukti," kata Siswo.
Menurut dia, korban segera dilarikan ke RS Masmitra Jatimakmur. Tapi, lantaran luka cukup parah dirujuk ke RS Carolus di Jakarta. "Barang bukti sebatang kayu ukuran satu meter ada noda darah. Tersangka kini diperiksa intensif," ungkap Siswo.
Sakit hati, motif Johanes pukuli ibunya di Bekasi
Motif penganiayaan terhadap ibu kandung yang dilakukan oleh anaknya sendiri di Komplek Rafresia, Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, diduga sakit hati. Sebab, sang ibu kerap memarahi anaknya lantaran tak bekerja.
"Setahu saya dia kesehariannya markir di Pasar Pondok Gede," kata tetangga korban, Husein (54).
Dia mengaku tak tahu pasti peristiwa yang menimpa Elisabeth Jupri (79), warga tahunya korban sudah bersimbah darah di teras rumah. Adapun anaknya Johanes Saptono (45) diamankan warga tak jauh dari rumahnya karena ingin melarikan diri.
"Keluarganya tertutup, kurang bersosialisasi dengan warga. Dia tinggal bersama ibu dan adiknya di rumah," kata Husein.
Johanes pernah kerja di Belanda
Menurut keterangan dari tetangga pelaku mengalami perubahan sejak bercerai dengan istrinya yang merupakan warga Bogor dan dikaruniai seorang anak. Pelaku juga sempat kerja di Belanda, tapi diduga tidak membuahkan hasil.
Diduga alasan itu yang membuat ibunya sering memarahinya, soalnya enam saudara lainnya mayoritas sudah bekerja. Hingga puncaknya, kemarin sore pelaku menganiaya korban dengan cara memukuli menggunakan kayu balok.
Penyidik Polsek Pondok Gede, Kota Bekasi sudah menahan tersangka. Adapun barang bukti yang diamankan ialah kayu balok berukuran satu meter terdapat bercak darah.
"Kayu itu sempat dibuang di selokan," kata Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo.
Aniaya ibu, Johanes diancam hukuman 10 tahun bui
Penyidik Unit Reskrim Polsek Pondok Gede, Kota Bekasi, menjerat tersangka Johanes Saptono (49) dengan pasal berlapis. Dia terbukti melakukan penganiayaan terhadap ibunya, Elisabeth Jupri (79) hingga luka parah.
Kanit Reskrim Polsek Pondok Gede, AKP Untung Riswaji mengatakan, tersangka dijerat dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman tujuh tahun penjara dan undang-undang kekerasan dalam rumah tangga dengan ancaman 10 tahun penjara.
"Penerapan pasal KDRT karena korban dan pelaku se-rumah. Hubungannya adalah ibu dan anak," kata Untung di Mapolsek Pondok Gede, Rabu (4/1).
Untung mengatakan, korban dianiaya pelaku menggunakan kayu balok hingga mengalami luka parah. Identifikasi korban terluka di bagian kepala, leher, mata, bibir, dan telinga.
"Korban masih dirawat di Rumah Sakit Carolus, Jakarta," kata Untung.
Seperti diberitakan, Elisabeth Jupri yang sudah berusia 79 tahun dihajar anaknya sendiri di rumahnya, Komplek Raflesia Bank Of Tokyo Blok A 16 RT 03 RW 14 Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi kemarin sore. Motifnya, pelaku kesal karena sering dimarahi lantaran tak bekerja.
Selama ini, duda satu anak itu kesehariannya menjadi penunggu parkir di Pasar Pondok Gede. Karena itu, orang tuanya sering marah. Kepada penyidik, tersangka oleh orang tuanya dibilang sakit jiwa. Kini tersangka sudah ditahan di Polsek Pondok Gede.