Cerita peluru nyasar & bersarang di pantat seorang remaja tambun
Keluarga meminta, agar masalah tersebut diproses sesuai dengan hukum yang ada di kepolisian.
Seorang remaja bernama Fernando Biantoro Utomo (17) warga Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menjadi korban peluru nyasar. Peluru itu diduga berasal dari senjata milik anggota Kepolisian Sektor Kesamben, Kabupaten Jombang, yang saat itu sedang melakukan razia balap liar di sekitar daerah tersebut.
Ayah Fernando, Sutomo (47) mengatakan, saat itu anaknya dengan sejumlah rekannya sedang menonton atraksi balap di jalan kawasan Jombang-Mojokerto, tepatnya di sebuah jalan tol yang hendak dibangun. Di tempat itu, berkumpul remaja yang mengadakan balapan pada Sabtu (9/11) petang.
"Anak saya menonton balap dengan teman-temannya, dan sekitar pukul 18.30 WIB, dibubarkan oleh anggota Polsek Kesamben, dan mereka menembakkan senjata (membubarkan balapan)," kata Sutomo ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, tempat merawat anaknya seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/11).
Dia mengatakan, saat itu anaknya juga langsung meninggalkan lokasi, namun karena badannya tambun, anaknya akhirnya berjalan. Namun tiba-tiba, anaknya merasa nyeri di bagian pantat dan ketika dilihat ternyata banyak darah yang keluar.
Sejumlah warga, kata Sutomo, yang saat itu ada di lokasi langsung menolongnya. Mereka juga meminta bantuan dari anggota yang saat itu masih ada di lokasi dan membawanya ke RSUD Jombang, namun petugas medis di sana terkendala dengan alat, sehingga dirujuk ke RS Bhayangkara, Kediri.
Saat kejadian, Sutomo sendiri sedang tidak ada di rumah, dan ketika dihubungi yang mengangkat adalah istrinya. Petugas hanya mengatakan, anaknya mengalami kecelakaan, sehingga keluarga diminta datang ke RSUD Jombang.
"Karena terbatas (alat), anak saya dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri dan dini hari dilakukan operasi. Ada satu proyektil diangkat dari pantat," ungkapnya.
Keluarga, kata dia, menyayangkan dengan insiden tersebut. Keluarga meminta, agar masalah tersebut diproses sesuai dengan hukum yang ada di kepolisian.
"Keluarga minta diproses sesuai hukum yang berlaku, dan anak saya bisa sembuh kembali," ucapnya, berharap.
Dia menyebut, saat ini kondisi anaknya sudah lebih baik dari pada saat dibawa ke rumah sakit awalnya. Ia sedang menjalani proses pemulihan.
Sementara itu, Dokter RS Bhayangkara, Kediri, AKBP Prima Heru Y mengatakan kondisi korban saat ini sudah lebih baik pasca dibawa berobat ke rumah sakit pada akhir pekan lalu.
"Mungkin dalam waktu tiga hari lagi sudah boleh pulang. Kami sudah lakukan perawatan, proyektil sudah diangkat," katanya.
Ia juga mengatakan, kondisi pasien juga dalam keadaan stabil, baik saat dibawa ke rumah sakit sampai saat ini. Korban juga tidak mengalami efek samping, sehingga saat ini hanya dalam pemulihan.