Cerita Penjual Cilok di Tuban Jadi Miliarder Gegara Kilang Minyak
Priyanto, warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tidak menyangka kondisi perekonominya bakal berubah total. Sebab tidak terbersit dalam pikirannya jika saat ini keluarganya telah mengantongi uang yang dulu jumlahnya tidak pernah terbayangkan.
Priyanto, warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tidak menyangka kondisi perekonominya bakal berubah total. Sebab tidak terbersit dalam pikirannya jika saat ini keluarganya telah mengantongi uang yang dulu jumlahnya tidak pernah terbayangkan.
Mengawali cerita, pada 2004 lalu kedua orang tuanya membeli sebidang lahan. Pada lahan itu pula, dulu kehidupan ekonomi keluarganya ditopang. Ya, ia dan keluarganya merupakan penggarap lahan pertanian.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Kenapa Pertamina Hulu Rokan membuat lahan basah? "Kami membuat lahan basah agar air buangan bisa terkelola dengan baik sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya pada sesi 'Unlocking the Potentials of Nature Based Solutions for Adaptation and Mitigation of Climate Change' di Pavilion Indonesia pada COP-28, Jumat (1/12).
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
Sejak memiliki lahan tersebut, keluarganya termasuk salah satu yang menggantungkan hidup dari roda pertanian. Meski mengaku lupa berapa luas lahan milik orang tuanya itu, namun ia masih mengingat jelas, untuk bercocok tanam apa saja lahan tersebut.
"Biasanya ditanduri (ditanami) kacang dan jagung," ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Selain mengandalkan sektor pertanian, pria yang telah berkeluarga ini juga pernah memiliki bisnis sendiri. Sebelum membuka warung kopi, ia juga pernah berjualan cilok keliling.
Namun, kini semuanya langsung berubah. Kabar adanya kilang minyak yang bakal didirikan di kawasan tersebut sempat membuat penduduk was-was. Bahkan warga kawasan terdampak sempat melakukan penolakan terhadap rencana pembangunan kilang minyak yang disebut paling canggih sedunia itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, warga tampak mulai berubah pikiran. Warga pemilik lahan terdampak, menerima uang pengganti lahan yang diberikan melalui proses konsinyasi.
Demikian juga dengan Priyanto. Lahannya yang turut terdampak, juga mendapatkan ganti untung dari PT Pertamina. Lahan yang dulunya dibeli dengan harga Rp20 juta, laku menjadi Rp4,5 miliar.
"Kalau luas tanah saya lupa, tapi dapat uangnya sekitar Rp 4,5 miliar," tambahnya.
Dia tidak memungkiri, jika dirinya juga seperti warga lainnya. Uang yang diperolehnya juga turut dibelikan mobil. Namun ia juga tidak mau lupa, jika sebagian uangnya turut dibelikan tanah. Sisanya, ia masukkan ke dalam bank sebagai tabungan.
"Digunakan beli tanah, satu mobil dan ditabung," terang Priyanto.
Lalu, bagaimana dengan penunjang kehidupannya saat ini, Priyanto mengaku telah memiliki warung kopi sebagai salah satu sandaran hidup. Dari warkop ini lah, ia mendulang sebagian rejekinya.
Sementara itu, Pimpinan BNI Cabang Tuban, Eri Prihartono mengakui, banyak warga terdampak kilang minyak yang kini menabung di tempatnya. Meski bukan satu-satunya, tapi hal itu cukup dominan.
"Tidak semuanya di BNI, sebagian lagi di beberapa Bank Himbara lainnya, namun memang BNI cukup dominan," ungkap Eri Prihartono.
Diketahui, pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil seharga ratusan juta.
Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek nasional tersebut.
Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000–Rp 800.000 per meter persegi. Paling banyak ganti untung yang diterima warga sekitar Rp 28 miliar.
Lebih lanjut, proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar.
Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.
Baca juga:
Kampung Miliarder Makin Viral, Kapolres Tuban Justru Beri Pesan Ini ke Warga
Sudah Jadi Miliarder, 27 Keluarga di Tuban Dicoret dari Penerima Bansos
Sebelum Jadi Miliarder karena Kilang Minyak, Warga Tuban Jadi Penerima Bansos
Sebelum Jadi Miliarder, Warga Tuban Pernah Tolak Pembangunan Kilang Minyak
Pertamina Sebut Pembebasan Lahan Proyek Kilang Minyak Tuban Capai 99 Persen
Warga Desa di Tuban yang Ogah Direlokasi Pertamina ke Rumah Baru Pilih Uang Tunai