Cerita suku Baduy Dalam diusir satpam Citos
"Coba naik lift, eskalator tapi tetap enggak boleh makan babi dan kambing," ungkap warga Baduy, Sapri.
Suku Baduy Dalam memegang teguh adat mereka dengan tetap berpakaian baju adat berupa ikat kepala dan tak beralas kaki. Penampilan seperti ini rupanya tidak bisa diterima banyak kalangan, salah satunya pusat perbelanjaan.
Suatu kali, Sapri bersama kawan-kawannya diundang makan oleh teman dari Jakarta di Cilandak Town Square. Undangan ini pada akhirnya menjadi kesan yang tidak terlupakan bagi Sapri.
"Saya sama teman enggak boleh masuk mal, katanya orang mana kalian," cerita dia kepada merdeka.com di Desa Cibeo, Baduy Dalam, Banten (21/6).
Sapri makin kebingungan karena bukan cuma satu petugas keamanan yang menginterogasi. "Ada banyak satpam, ada 15. Saya disuruh ke sini ke sana, bingung," kisah dia.
Petugas keamanan lantas melapor ke manajemen mal. "Kata pemilik mal akhirnya boleh masuk," tutur dia.
Ini bukan kali pertama Sapri menyambangi pusat perbelanjaan. Dari undangan orang Jakarta, Sapri sering kali dapat berkesempatan menginap di hotel. "Coba naik lift, eskalator tapi tetap enggak boleh makan babi dan kambing," ungkapnya senang.