Dari keluarga kurang mampu, kisah 4 anak Indonesia ini bikin haru
Anak-anak muda ini memberikan contoh kepada semua agar tetap semangat di tengah keterbatasan.
Gapai cita-citamu setinggi langit. Untuk mencapai cita-cita itu perlu perjuangan yang keras dan sungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan di bidang apapun.
Biaya atau dana sering kali menjadi hambatan. Apalagi jika terlahir dari keluarga yang ekonominya pas-pas. Namun, jangan berkecil hati. Anak-anak muda ini membuktikan dengan kerja keras dan semangat belajar yang tinggi, mereka bisa lulus dengan hasil memuaskan. Berikut contohnya:
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Kapan seseorang membutuhkan dorongan dan semangat dari kata-kata inspiratif? Dalam kehidupan yang sering kali penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, kata-kata inspiratif dapat menjadi sumber motivasi yang diperlukan untuk menjaga semangat tinggi dan melihat peluang dalam setiap kesulitan.
-
Kapan Ali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya dalam cerita inspiratif kelima? Akhirnya, seorang dermawan terinspirasi oleh dedikasi Ali dan memberinya beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya.
-
Kenapa kata-kata berkelas ini bisa memberikan inspirasi dalam hidup? Kata berkelas bisa dibaca untuk memberikan inspirasi dan semangat dalam menjalani kehidupan.
Cerita anak tukang batu
Bripda Asrul (20) berhasil dilantik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Makassar pada Maret. Perjuangan anak tukang batu menjadi bagian keluarga korps Bhayangkara ini tidak mudah. Dengan keterbatasan dana dari orang tuanya tidak menyurutkan semangat Asrul untuk mencapai cita-citanya sebagai polisi. Bermodal semangat dan tekun belajar Asrul berhasil lulus
Asrul adalah anak sulung dari dua bersaudara. Putra dari pasangan Syamsuar (46) dan Rusnah (44), warga BTN Batara Ugi Blok A1 No 9 Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Syamsuar ayah Asrul bekerja seorang tukang batu. Jika orderan sepi, dia ngojek atau pungut sampah, besi tua atau tembaga di jalan untuk dijual. Hingga saat ini, rasa tidak percaya ternyata bisa lulus jadi polisi masih melingkupi keluarga Asrul. Membuat Syamsuar, sang ayah tidak bisa menahan haru saat bercerita mengenai nasib baik anak sulungnya ini. "Selalu saya bilang ke Asrul, belajar dan berusaha. Ikuti saja tes, semuanya tergantung Yang di atas. Ibunya juga selalu bilang begitu ke anaknya dan ternyata benar-benar lulus. Harapan saya ke Asrul, tetap perbaiki akhlak karena kalau akhlak tidak baik, bisa rusak semua," tutur Syamsuar di tengah isak tangisnya.
Nurasih anak penjual nasi kucing
Berasal dari keluarga kurang mampu tak membuat Nurasih patah semangat mendapatkan pendidikan layak. Justru keterbatasan yang dimilikinya mampu mengantarkan Nurasih menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Nurasih menuturkan untuk membesarkan dan membiayainya beserta seorang kakaknya, ibunya yang bernama Sujeti rela untuk membanting tulang. Sejak Nurasih duduk di bangku SD, Ibu Sujeti setiap harinya membuat nasi kucing yang nantinya disetorkan ke warung angkringan tak jauh dari rumahnya. Selain kuliah, Nurasih pun menyambi bekerja di sebuah biro perjalanan di kawasan Maguwoharjo. Jika kuliah di pagi hari, Nurasih sorenya akan bekerja. Sedangkan jika kuliahnya sore hari maka Nurasih akan masuk kerja pada pagi hari. Sampai akhirnya dia bisa lulus dengan mengantongi IPK 3.94 dan masa studi selama 3 tahun 11 bulan, saat wisuda Nurasih pun berhak menggunakan selempang putih bertuliskan 'terbaik'
Anak tukang becak
Raeni seolah tak malu saat menghadari wisudanya, lulusan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan bangga dan senyum yang terus mengembang dia diantar oleh orang tuanya. Bukan dengan mobil mewah, Raeni diantar oleh bapaknya, Mugiyono menggunakan becak.
Dikutip dari situs resmi Unnes, unnes.ac.id, pada 2014 silam, ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak, yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono, setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilnnya tak menentu. Sekitar Rp 10âRp 50 ribu. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450 ribu per bulan.
Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus sehingga ia ditetapkan sebagai wisudawati terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96.
8 Kali gagal tes masuk polisi jadi lulusan terbaik
Perjuangan memang tidak akan berkhianat, hal ini yang dialami langsung oleh Bayu Arsyifa Rahmadi. Bayu adalah sosok yang pantang menyerah, buktinya? Pemuda yang menempuh pendidikan di SPN Betung, Sumatera Selatan ini berhasil mendapatkan predikat lulusan terbaik setelah gagal mencoba tes masuk 8 kali.
Selama menempuh pendidikan, putra kedua dari seorang mantan sekuriti salah satu bank swasta di Palembang itu, dipercaya menjadi komandan resimen. Hal ini lantaran terlihat jiwa kepemimpinan yang dimilikinya. Ayah Bayu, Abimanyu mengatakan, anaknya itu masuk polisi tanpa dipungut biaya, kecuali untuk keperluan fotocopy berkas saat pendaftaran. Menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil sehingga selalu ikut tes meski gagal.
(mdk/has)