Melangun, Cara Suku Anak Dalam Hilangkan Rasa Kesedihan Setelah Ditinggalkan Anggota Keluarga
Arti dari Melangun sendiri adalah bepergian untuk berpindah tempat apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Semua manusia di dunia ini pasti akan menemukan ajalnya entah cepat atau lambat. Bagi keluarga yang ditinggalkan untuk selama-lamanya, tentunya akan mengalami rasa kesedihan dan duka yang begitu mendalam.
Masyarakat Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Jambi dan Riau mempunyai cara sendiri untuk mengobati rasa duka dan kesedihan tersebut.
-
Bagaimana orang SUMUT menyampaikan belasungkawa? Dalam hal ini, terdapat kata-kata ucapan untuk orang meninggal yang bisa diucapkan saat Anda melayat ke rumah duka.
-
Bagaimana caranya menghibur orang yang kehilangan orang tua? Ceritakan semua kesulitanmu pada Allah dan semangatilah dirimu dengan kata penghiburan Kristen untuk orang tua yang meninggal agar dapat bangkit seperti sediakala.
-
Mengapa ada kalung perunggu di makam anak? Pemakaman juga menemukan kerangka anak di sebelah tembikar, yang dapat menunjukkan status sosial khususnya, serta hiasan pemakaman seperti gelang perunggu, cincin, dan sisa-sisa kalung yang terbuat dari batu, perunggu, dan manik-manik gading.
-
Apa makna kehilangan anak bagi orang tua? Meskipun kehilangan itu sangat menyakitkan, ia menjelaskan bahwa hal tersebut memiliki makna yang mendalam jika diterima dengan ikhlas.
-
Gimana cara orang tua mendapatkan ampunan gara-gara kehilangan anak? Ia juga menambahkan anak yang telah meninggal bisa menjadi perantara bagi orang tuanya untuk mendapatkan ampunan dari Allah.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
Mereka menyebut tradisi ini dengan sebutan Melangun. Arti dari Melangun sendiri adalah bepergian untuk berpindah tempat apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Ini menjadi cara bagi mereka untuk menghilangkan rasa sedih yang begitu mendalam.
Melangun sudah dilakukan sejak lama. Tak heran jika Orang Rimba masih melakukan tradisi ini sebagai bentuk melestarikan budaya nenek moyang mereka secara turun-temurun. Dulu mereka melakukan Melangun dalam waktu yang lama dan berpindah ke daerah yang jauh dari rumahnya.
Pelaksanaan Melangun
Dilansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, pada zaman dahulu pelaksanaan Melangun sendiri bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lama mengingat wilayah hutan masih sangat luas. Umumnya dalam melakukan Melangun ini bisa memakan waktu 10 sampai 12 tahun lamanya.
Namun kini pelaksanaan Melangun tidak seperti dulu karena luasnya hutan yang berkurang dan mereka tidak melangkah jauh-jauh lagi. Selain itu, tradisi ini wajib diikuti oleh seluruh keluarga yang tertimpa rasa duka yang mendalam.
Sekarang tradisi Melangun tidak lagi diwajibkan bagi seluruh keluarga yang berduka. Namun hanya keluarga inti mendiang saja yang masih melakukan tradisi tersebut. Selain itu, wilayah jelajah hutan yang semakin sempit menjadikan tradisi ini terjadi perubahan.
Kematian Disebabkan Roh Jahat
Dalam kepercayaan masyarakat Orang Rimba, setiap kematian itu disebabkan oleh gangguan roh jahat. Maka dari itu, perlu dijauhi agar tidak mengganggu kehidupan manusia dengan cara berpindah tempat sejenak atau bisa dikatakan mengembara.
Selain itu, perpindahan tempat tinggal ini mengacu pada rumah sebelumnya yang ditempati mulai mendatangkan kesialan. Mereka melakukan Melangun ini juga untuk terhindar dari kesialan yang sudah mulai menimpa di tempat sebelumnya.
Tradisi Merangin bagi Orang Rimba yang bertempat tinggal di Jambi dan Riau ini sebagai wujud rasa cinta kepada orang yang telah tiada. Semakin cinta dan sayang, biasanya pelaksanaan Melangun akan memakan waktu yang lama dan otomatis jarak yang ditempuh juga semakin jauh.
Tradisi yang Mulai Memudar
Seiring berjalannya zaman, banyak masyarakat Orang Rimba yang mulai meninggalkan tradisi nenek moyang yang satu ini. Beragam tantangan untuk mempertahankan Melangun tidak bisa dihindarkan, mulai dari faktor lingkungan hingga modernisasi yang tidak ada hentinya.
Generasi penerus Orang Rimba pun kini tidak banyak yang masih melaksanakan Melangun. Faktor terbesarnya adalah semakin kecilnya wilayah hutan karena berubah menjadi tanah lapang untuk sejumlah perusahaan.
Faktor ini membuat mereka tidak lagi hidup nomaden yang sudah menjadi ciri khasnya. Kini kebanyakan sudah tinggal di rumah-rumah permanen sehingga banyak tradisi yang memudar bahkan hilang.