Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba

Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba<br>

Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba

Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.

Kematian adalah takdir rahasia setiap orang. Apa yang hidup dan bernapas, pasti akan menemukan ajalnya. Dengan demikian, setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam mengartikan tentang manusia.

Dalam konteks budaya dan tradisi, kematian menjadi momen yang paling sakral dan tentunya memiliki cara sendiri dalam menghormati seseorang yang telah meninggal dunia. Begitu juga dalam tradisi yang dimiliki oleh kelompok Suku Batak Toba.

Masyarakat Batak Toba begitu menghormati orang yang meninggal. Bahkan, mereka percaya bahwa hubungan antara orang yang meninggal dan yang ditinggalkan tidak terputus.

Tradisi untuk menghormati orang meninggal itu bernama Andung. Sebuah ungkapan perasaan duka ketika ritual upacara kematian sedang berlangsung. Berikut arti dan makna Andung dalam upacara kematian Batak Toba yang dihimpun dari beberapa sumber.

Ratapan Kesedihan

Seseorang yang pergi untuk selamanya pasti meninggalkan goresan-goresan kenangan kepada kerabat, teman, dan keluarga. Bagi Suku Batak, orang yang meninggal dalam usia tua justru semakin dihormati.

Orang berusia tua dan memiliki keturunan yang banyak, rasa hormat semakin tinggi serta begitu diagungkan. Mereka yang masih hidup tetap berpegang teguh jika arwah mampu memberkati dan memberikan perlindungan dari segala macam bahaya.

Andung merupakan bentuk seni suara dan sastra (tradisi lisan) yang bersifat ritual adat yang dilantunkan ketika keluarga atau kerabat meninggal dunia. Ratapan kesedihan ini diselingi dengan mengingat kembali kebaikan-kebaikannya selama hidup di dunia atau ungkapan rasa sayang dari pihak keluarga yang ditinggalkan.

Sebuah Kewajiban

Mengutip beberapa jurnal penelitian, Andung atau Mengandung ini bersifat harus dan wajib dilakukan ketika kerabat atau keluarga meninggal dunia. Meski tradisi ini tidak ada secara tertulis dalam aturan masyarakat Batak Toba, namun melantunkan Andung secara sadar harus dilakukan.

Dengan terlaksananya Andung, orang-orang akan memandang bahwa pihak keluarga yang ditinggalkan masih memberikan simpati dan rasa kepedulian terhadap jenazah.

Secara logis, orang meninggal sudah pasti tidak dapat mendengar perkataan orang yang ada di sekitarnya. Namun, hal ini berbeda dengan orang Batak Toba, mereka percaya rohnya dapat mendengar seluruh kata-kata yang diucapakan dalam pelaksanaan Mangandung.

Kemampuan Andung

Mengutip jurnal berjudul Mangandung dalam Perkabungan Masyarakat Batak Toba, Resital (Vol. 17 tahun 2016), melantunkan Andung tidak memerlukan keahlian khusus, melainkan sudah diajarkan dari lingkungan masyarakat sekitar. Artinya, setiap orang Batak Toba yang ditinggalkan kerabat atau keluargnya, otomatis bisa melakukan Andung.

Selain itu, pelaksanaan Andung tidak dibatasi oleh usia. Hanya saja terdapat kondisi yang berbeda seperti anak yang sudah ditinggalkan ibunya saat umurnya masih kecil. Hal ini menjadi kemampuan awal dirinya dalam mengucapkan Andung.

Melantunkan Andung bisa dilakukan di samping jenazah atau secara tidak langsung (tempat lain), bahkan saat jenazah sudah dimakamkan. Andung bisa dilakukan dengan serentak oleh anggota keluarga tanpa ada batasan jumlah.

Ungkapan Hati

Andung bukanlah suatu tradisi yang harus dipelajari atau dilakukan oleh orang yang sudah ahli. Tradisi ini akan muncul sendirinya dari dalam diri masing-masing orang yang ditinggalkan, karena semua itu berawal dari ungkapan hati.

Ya, Andung bersifat fleksibel, cenderung tidak perlu menggunakan teks tertulis dan tanpa adanya contoh dan tiruannya. Kata-kata yang diucapkan itu seluruhnya murni dari lubuk hati terdalam.

Rasa duka cita itu muncul ketika seseorang mengingat kenangan dan momen berharga yang telah dilalui semasa hidupnya. Mereka tahu bahwa hal tersebut tidak dapat diulangi lagi dan tentunya keadaannya akan berbeda sejak ditinggalkan oleh orang tersayang.

Sekali lagi, kematian tidak ada yang tahu, hiduplah sebaik-baiknya dan berikan momen serta kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita.

Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat
Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat

Sebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Martarsik, Ritual Tradisional Pemanggil Hujan Warisan Raja Bius di Tanah Batak
Mengenal Upacara Martarsik, Ritual Tradisional Pemanggil Hujan Warisan Raja Bius di Tanah Batak

Martarsik merupakan salah satu ritual tradisional yang diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Batak.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung
Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung

Upacara Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung ini telah masuk daftar Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat

Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
Mengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan

Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang
Mengenal Ngidang-Ngobeng, Tradisi Memuliakan Tamu ala Orang Palembang

Adab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya