Marsuap Jadi Tradisi Ziarah Orang Batak, Hapus Kedukaan Lewat Cuci Muka di Atas Makam
Tradisi Marsuap jadi tradisi ziarah khas warga Batak.
Tradisi Marsuap jadi tradisi ziarah khas warga Batak.
Marsuap Jadi Tradisi Ziarah Orang Batak, Hapus Kedukaan Lewat Cuci Muka di Atas Makam
Upacara ziarah kubur menjadi cara untuk menjalin kedekatan antara pihak keluarga dengan orang yang telah meninggal dunia.
Di Sumatera Utara, tradisi ini juga dipelihara oleh masyarakat adat Batak melalui tradisi Marsuap atau mencuci muka di atas makam.
-
Apa itu Tradisi Markusip? Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Markusip adalah aktivitas memadu kasih yang biasa dilakukan anak muda di Tapanuli Selatan pada masa lalu.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Bagaimana ritual Martarsik dilakukan? Ketika ritual ini berlangsung, biasanya akan dilakukan oleh para istri Raja XII di sebuah daerah bernama Pea Porohan Salaon. Lalu mereka mandi bersama dengan penuh suka cita. Keunikan dari ritual Martarsik ini, setiap istri dari Raja XII melakukannya tanpa busana.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
-
Kenapa orang Batak melakukan Martarombo? Selain mengetahui garis keturunan, juga bertujuan untuk menentukan kelas kekerabatan mereka dengan sesama suku.
Jika digali lebih dalam, Marsuap tak hanya sekedar mencuci muka biasa, melainkan sebuah tradisi simbolik untuk menghapus rasa duka dari keluarga yang ditinggalkan. Berikut informasi selengkapnya tradisi Marsuap.
Merupakan tradisi orang Batak
Mengutip YouTube Rumah Batak, Minggu (17/9), Marsuap merupakan salah satu tradisi ziarah kubur yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi ini dijalankan oleh hampir seluruh masyarakat Batak di wilayah Sumatera Utara.
Untuk menjalankan tradisi ini terdapat sejumlah tahapan, seperti membersihkan makam, menaruh karangan bunga, berdoa dan dilanjut dengan Marsuap.
Dilakukan oleh tiap anggota keluarga yang hadir di makam
Marsuap dilakukan oleh setiap anggota keluarga yang hadir di makam untuk ziarah.
Mereka melakukannya secara bergantian, setelah menaruh bunga dan memanjatkan doa.
Pengertian Marsuap sendiri adalah membersihkan muka dengan air yang bersih dan suci.
Air dibawa dari rumah menggunakan teko atau botol dan dituangkan ke tangan sebelum mencuci muka.
Menghilangkan rasa duka
Tradisi Marsuap dipercaya turun temurun oleh masyarakat Batak sebagai salah satu cara menghilangkan rasa duka setelah ditinggal orang yang dicintai untuk selamanya.
Mengutip Instagram Marga Simanjuntak, Marsuap mengandung makna “Nga Salpu Angka Na Lungun, Nga Salpu Nahinolso Ni Roha, atau jika diartikan adalah, sudah berlalu segala kesedihan, tangis dan keluh-kesah.
Marsuap ini juga mengandung harapan “Ro Ma Angka Na Denggan Mulai Ditikkion Sahat Ro Tu Joloan Ni Ari yang berarti akan tiba segala yang baik, sejak hari ini dan di hari yang akan datang.
Makna lain tradisi Marsuap
Selain untuk menghapus kedukaan, tradisi ini juga disebut memiliki makna lain.
Mengutip laman Budaya Indonesia, tradisi Marsuap juga diyakini akan mempermudah seseorang yang meninggal untuk mengetahui siapa yang datang berziarah.
Air cuci muka yang jatuh di atas makan akan menjadi perantara yang akan diterima oleh seseorang yang telah dikubur.
Tradisi ini cukup unik, dan perlu untuk dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya tanah Batak.