Dari Prabowo sampai MUI sebut Islam bukan otak serangan Prancis
Tabloid Charlie Hebdo sempat menjadi berita utama saat membuat karikatur Nabi Muhammad SAW.
Markas tablod satir asal Prancis Charlie Hebdo diserang sekelompok lelaki bersenjata dan bertopeng. Sekitar 12 orang tewas dalam kejadian ini. Tabloid Charlie Hebdo sempat menjadi berita utama saat membuat karikatur Nabi Muhammad SAW.
Surat kabar Haaretz melaporkan, Rabu (7/1), belasan orang terluka salah dua di antaranya anggota polisi. Petugas juga menyelidiki kemungkinan kelompok bersenjata itu mengincar nyawa Presiden Prancis Francois Hollande lantaran 20 menit sebelum kejadian iring-iringan pemimpin negara lewat di depan markas Charlie Hebdo.
Selain pernah membuat kartun nabi, Charlie Hebdo juga pernah bercanda mengganti judul tabloidnya dengan Syariah Hebdo dan pemimpin redaksinya Muhammad. Atas kelakar ini mereka menerima serangan bom setelahnya.
Serangan ini mengundang reaksi beragam dari publik dunia, ada yang lantas menuding kelompok ekstremis berada di balik serangan itu sekaligus mengutuknya. Tak terkecuali dari Indonesia, mereka menyebut serangan itu tidak merepresentasikan Islam sebagai agama 'Rahmatan Lil Alamin' atau 'rahmat bagi semesta alam'.
Charlie Hebdo merupakan tabloid satir yang kerap mengomentari isu-isu politik dan agama dalam kemasan humor. Redaksi tabloid yang berdiri sejak 1969 itu terkenal kerap menghina simbol agama, baik itu Islam, Kristen, maupun Yahudi.
Salah satu ancaman paling serius terjadi pada 2011, akibat tabloid itu mengangkat kartun satir Nabi Muhammad SAW yang berkata "Kalian dicambuk 100 kali kalau tidak ketawa dengan edisi ini."
Majelis Ulama Indonesia (MUI) misalnya, lembaga ini menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan, meski sebelum menembak, para pelakunya sempat mengucapkan 'takbir'.
Hal yang sama juga diucapkan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto sekaligus menyebut peristiwa itu sebagai tindakan biadab.
Berikut kutukan dan ungkapan di mana Islam bukan otak serangan di Prancis yang dirangkum merdeka.com:
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Siapa yang membantah berita tentang dugaan korupsi Prabowo Subianto? Yusril Ihza Mahendra yang membantah seluruh isi terkait laporan tersebut.
-
Apa yang dikatakan Nasaruddin Umar untuk Prabowo-Gibran? Nasaruddin seraya berdoa agar Indonesia dapat semakin jaya di kepemimpinan paslon nomor urut 02 itu."Saya, Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor Universitas PTIQ Jakarta, mengucapkan selamat kepada Bapak H. Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka atas terpilihnya sebagai presiden RI dan wakil presiden RI pada periode yang akan datang," kata Nasaruddin, Kamis (21/3). "Semoga Allah memberkati kita semuanya dan semoga bangsa Indonesia insyaAllah semakin jaya di bawah kepemimpinan Bapak," sambungnya.
Kemlu minta pelaku serangan dihukum setimpal
Pemerintah Indonesia mengutuk serangan tiga orang bersenjata terhadap kantor Tabloid Charlie Hebdo di Paris. Serbuan itu mengakibatkan tewasnya 12 orang.
Kementerian Luar Negeri, dalam keterangan tertulis diterima merdeka.com, Kamis (8/1), mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan rakyat Prancis, khususnya terhadap keluarga para korban.
"Tindak kekerasan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan. Pemerintah Indonesia mendukung upaya Pemerintah Perancis menangkap dan mengadili para pelaku," tulis Kemenlu.
Kemlu telah berkoordinasi dengan Kedutaaan Besar Republik Indonesia di Paris. Tidak ada korban warga negara Indonesia dalam tragedi tersebut. Tapi ada kemungkinan sentimen anti muslim akan cukup meningkat di Negeri Anggur. Alhasil, WNI muslim diharap berhati-hati.
"Pemerintah Indonesia mengimbau kepada segenap warga negara Indonesia yang berada di Perancis untuk dapat menghindari tempat-tempat keramaian, dan menghubungi perwakilan Indonesia (KBRI Paris dan KJRI Marseille) yang berada di wilayah masing-masing sekiranya membutuhkan bantuan," tulis Kemlu.
MUI sebut teriak Allahu Akbar sebelum membunuh bukan ciri Islam
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk serangan terhadap media satir Charlie Hebdo di Prancis. Serangan yang menewaskan 12 orang jurnalis, kartunis dan polisi itu diduga dilakukan ekstremis Islam.
"MUI mengutuk tindakan pembunuhan terhadap awak media di Prancis itu, karena tindakan itu bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan ke-Islaman yang 'blessing for all'," kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Muhyidin Junaidi di kantornya, Menteng, Jakarta, Kamis (8/1).
Muhyidin menambahkan, tindakan yang dilakukan para pelaku serangan itu tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan, meski mereka mengucapkan 'Allahu Akbar' sebelum menembak. Sebab, umat Islam tidak berhak melakukan tindakan menghilangkan nyawa, seperti yang terjadi pada insiden berdarah Charlie Hebdo.
"Terkait isi media mereka kami juga keberatan meski mereka mengatasnamakan kebebasan berekspresi. Tetapi jika protes isi majalah itu dilakukan dengan pembunuhan seperti penembakan itu tentu bukan cara umat Muslim bertindak, karena sejatinya protes dapat dilakukan lewat ranah hukum," tuturnya.
Ajaran Islam, memiliki batas-batas dalam berekspresi. "Islam memiliki batasan mana boleh mana tidak. Ada hal-hal sakral seperti tentang nabi," kata dia.
Prabowo anggap serangan terhadap Charlie Hebdo biadab
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto mengutuk dan mengecam keras serangan terhadap tabloid satir Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang. Mantan Danjen Kopassus ini menyebut peristiwa itu sebagai tindakan biadab.
"Saya bersama keluarga besar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengutuk, dan mengecam peristiwa teror yang mengakibatkan 12 orang tertembak mati pada hari Rabu, 7 Januari 2014 di kota Paris, Perancis. Penembakan terhadap orang yang tidak bersenjata adalah tindakan biadab," tegas Prabowo dalam akun Facebook resmi miliknya, Kamis (8/1).
Atas peristiwa yang disebut sebagai serangan teroris paling mengenaskan tersebut, Prabowo menyampaikan rasa belasungkawa terhadap para korban. Bagi dia, cara mengatasi perbedaan pendapat bukan dengan mengangkat senjata, tapi bisa diselesaikan secara demokratis.
"Kami berpendapat bahwa setiap perbedaaan pendapat ataupun pertentangan politik hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan damai. Pada hari yang penuh duka ini, kami pun menganjurkan seluruh Rakyat Indonesia agar senantiasa menjunjung tinggi asas penyelesaian perbedaan pandangan politik tanpa menggunakan kekerasan dan agar waspada akan usaha-usaha menghasut kebencian kepada kelompok tertentu."