Data Imunisasi Anak kini Direkam Digital, Terintegrasi PeduliLindungi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sistem ini kurang lebih sama dengan pendataan vaksinasi Covid-19. Nantinya, anak-anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan terekam digital di ASIK yang juga terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Kementerian Kesehatan melalui Digital Transformation Office meluncurkan sekaligus uji coba aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kepulauan Riau, Rabu (18/05). Peluncuran ini untuk mendukung peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak Indonesia.
ASIK merupakan bagian dari misi Kementerian Kesehatan dalam mentransformasikan layanan kesehatan dengan membantu para tenaga kesehatan melakukan pencatatan data pasien yang lebih efisien dan terintegrasi dalam satu database. Aplikasi ini dapat digunakan tanpa terhubung dengan internet untuk memudahkan tenaga kesehatan di wilayah 3T.
-
Kapan Tengku Dewi Putri menemani Zeya melakukan imunisasi? Baru rasanya Minggu lalu lahiran , Eh hari ini udh nemenin Baby LUV imunisasi aja , Time Fliesss , sekalian hari ini Mommy cek jaitan pasca operasi jg yg udah udh mulai kering," tulis Tengku Dewi Putri.
-
Kenapa Kemenkes memvaksinasi monkeypox? Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko
-
Bagaimana cara mencegah ISPA pada anak dengan imunisasi? Imunisasi adalah suntikan yang membuat tubuh anak menjadi lebih kuat melawan berbagai macam penyakit.Anak yang belum diimunisasi campak lebih berisiko menderita ISPA yang bisa berkembang menjadi penyakit paru-paru serius seperti pneumonia. Imunisasi DPT pun termasuk yang dapat melindungi anak dan balita dari penyakit difteri dan pertusis yang termasuk dalam ISPA.
-
Mengapa penting untuk memberikan imunisasi kepada anak? Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah kehilangan pendengaran pada anak. Penyakit infeksi seperti campak, gondongan, dan rubella dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Oleh karena itu, vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella), serta vaksin meningitis dan influenza, sangat disarankan untuk melindungi anak dari infeksi yang dapat mempengaruhi pendengaran mereka.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sistem ini kurang lebih sama dengan pendataan vaksinasi Covid-19. Nantinya, anak-anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan terekam digital di ASIK yang juga terintegrasi dengan PeduliLindungi.
Pengintegrasian ini untuk memudahkan orang tua mengakses data imunisasi anak di mana pun dan kapan pun, bahkan hingga belasan tahun ke depan. Ketika anak membutuhkan rekam imunisasi untuk keperluan sekolah, semua data tersedia di database Kementerian Kesehatan.
“Aplikasi ini akan kita berikan ke semua Puskesmas dan Dinkes-Dinkes, supaya datanya juga ada di Dinas Kesehatan,” katanya dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (19/5).
Selama BIAN berlangsung, para tenaga kesehatan di Posyandu dan Posbindu melakukan pencatatan dengan mudah melalui aplikasi di ponsel dan dapat dibawa saat imunisasi di lokasi target balita di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua sejak Mei 2022 dan disusul di pulau Jawa dan Bali pada Agustus 2022.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mendorong pencatatan data imunisasi anak menggunakan digital. Dengan keterlibatan digital, bukti imunisasi anak seperti sertifikat akan tersimpan baik.
"Semua anak-anak yang nanti kita lakukan imunisasi akan terekam individunya dan akan memiliki sertifikat vaksinasi elektronik yang disimpan secara digital," kata Budi dalam acara Temu Media: Bulan Imunisasi Anak Nasional, Kamis (12/5).
Dia menyebut, melalui pencatatan digital, anak-anak tidak akan kesulitan mengetahui riwayat imunisasinya. Sangat berbeda dengan pencatatan imunisasi selama ini yang hanya mengandalkan kartu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
"Sehingga anytime, setiap saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, dia tetap bisa mengambil datanya yang tersimpan di Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Menurut Budi, rencana penerapan pencatatan digital pada imunisasi anak belajar dari keberhasilan vaksinasi Covid-19. Data penerima vaksinasi Covid-19, kata dia, kini sudah terekam dan tersimpan dengan baik di PeduliLindungi.
(mdk/ded)