Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Kemenkes menyebut salah satu tantangan dalam imunisasi adalah pemerataan.
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine menyebut lebih dari 1,8 juta anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi. Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada 2018 sampai 2023.
Prima menyebut salah satu tantangan dalam imunisasi adalah pemerataan. Secara nasional, cakupan imunisasi sudah baik, dengan angka 89,45 persen tercatat pada capaian Imunisasi Anak Sekolah 2023.
Akan tetapi, ketika dilihat per provinsi, ada yang masih rendah, dengan sejumlah daerah mencatat tiap tahunnya lebih dari 10 ribu anaknya belum mendapatkan imunisasi.
"Lumayan banyak, ya, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Tengah. Ini yang mungkin perlu kita kejar, karena angka anak yang belum imunisasi masih tinggi," ujar Prima, Senin (18/3).
Menurut Prima, meski angka capaian nasionalnya tinggi, namun jika tidak dibuat merata, maka akan terjadi kejadian luar biasa (KLB) akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Sebagai contoh, ujarnya, sepanjang 2023 terdapat 94 KLB akibat campak.
"Untuk difteri juga kita bisa lihat cukup banyak, 103 KLB sepanjang tahun 2023,"
kata dia menambahkan.
merdeka.com
Prima menyebut, apabila cakupan imunisasi suatu wilayah rendah, maka risiko terjadi kejadian luar biasa (KLB) akan meningkat, dan hal itu dapat menghambat pembangunan.
"Karena kalau KLB, kita akan fokus untuk menanganinya, dan ini biayanya berkali-kali lipat dibandingkan imunisasi rutin, yang sesungguhnya bisa jauh lebih murah dan mudah," ujarnya.
Oleh karena itu, ujarnya, Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan imunisasi.
Seperti dengan memberikan edukasi tentang imunisasi melalui pendekatan sosio-kultural, pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta melibatkan pihak lain dalam upayanya, termasuk media, agar dapat mengedukasi publik.
Selain itu, kata Prima, upaya lainnya memastikan suplai vaksin, menyelenggarakan imunisasi tambahan masal, meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, serta melakukan imunisasi kejar bagi yang belum dapat.
Kemenkes, kata dia, selalu mengingatkan orang tua yang melewatkan imunisasi bagi anaknya saat masih bayi, mereka masih dapat memberikan imunisasi ketika anaknya di bawah dua tahun, atau tiga tahun, dengan harapan ketika sudah masuk sekolah, imunisasinya lengkap. Meski tidak ideal, katanya, setidaknya anak itu terlindungi.
"Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi. Jadi kalau begitu orang tua tahu, sadar, segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, untuk ditanyakan imunisasi apa yang masih bisa dikejar. Pasti ada," kata Prima, dilansir Antara.