Dedi Mulyadi sebut Purwakarta belum butuh impor beras
Dedi Mulyadi sebut Purwakarta belum butuh impor beras. Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan mengatakan, Tahun 2017 menjadi tahun berkah bagi Purwakarta. Pasalnya, tidak ada istilah tidak panen bagi petani di wilayah itu. Bahkan, area sawah yang dipanen per harinya mencapai 30 hektare.
Jumlah hasil produksi padi selama Tahun 2017 di Purwakarta mengalami surplus. Hal ini tercermin dari data yang dilansir oleh Dinas Pangan dan Pertanian setempat. Dari data tersebut, diketahui indeks penanaman mengalami peningkatan, asalnya satu kali tanam menjadi dua bahkan tiga kali tanam dalam setahun.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan mengatakan, Tahun 2017 menjadi tahun berkah bagi Purwakarta. Pasalnya, tidak ada istilah tidak panen bagi petani di wilayah itu. Bahkan, area sawah yang dipanen per harinya mencapai 30 hektare.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Dimana letak Purwakarta? Terletak di jantung Provinsi Jawa Barat, wilayah ini tidak hanya dikenal dengan keindahan budaya Sunda, tetapi juga peradaban masa lampau dan masa kininya.
-
Apa yang ditawarkan oleh Giri Tirta Kahuripan di Purwakarta? Giri Tirta Kahuripan adalah sebuah resort yang terkenal dengan kolam renang skypool-nya yang menawarkan pemandangan alam Purwakarta dari ketinggian. Resort ini juga menyediakan berbagai wahana permainan seperti water slide, futsal, flying fox, kendaraan ATV, agrowisata manggis, dan sepeda air.
-
Dimana lokasi Kecamatan Sukasari di Purwakarta? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Di mana Alas Purwo berada? Alas Purwo adalah salah satu hutan tertua di Pulau Jawa yang terletak di ujung timur, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi.
"Ini merupakan hal positif. Setiap hari di Purwakarta selalu ada panen," ungkap Agus saat dihubungi, Senin (22/1) di kantornya, Jalan Suradiredja, Purwakarta.
Menurut Agus, para petani di Purwakarta menanam area sawah seluas 42.550 hektare selama Tahun 2017. Sebanyak 6,3 ton Gabah Kering Giling (GKG) diperoleh petani dari per hektarenya. Secara keseluruhan, para petani tersebut berhasil memanen padi sebanyak 268.097 ton GKG.
dedi mulyadi bersama petani Purwakarta ©2018 Merdeka.com/bram salam
Jumlah tersebut masih harus dikalikan dengan 0,6247 sebagai nilai konstanta konversi Gabah Kering Giling ke beras. Sehingga jumlahnya menjadi 167.480 ton beras. Sedangkan konsumsi beras di Purwakarta mencapai 190 kilogram per kapita per tahun dengan jumlah penduduk mencapai 935 ribu jiwa.
Maka kebutuhan beras di Purwakarta per tahun mencapai 147.150 ton. Dari hasil ini, kabupaten kedua terkecil di Jawa Barat itu mengalami surplus 20.330 ton beras.
"Kita (Purwakarta.red) ada kelebihan beras sebanyak 20.330 ton," ujarnya.
Belum Butuh Beras Impor
Karena mengalami surplus, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memandang daerahnya belum membutuhkan beras impor. Terkait wacana kebijakan impor beras, pria yang selalu mengenakan peci hitam ala Bung Karno itu pun menjelaskan solusi lain.
Menurut dia, seluruh stakeholder hanya perlu mengubah regulasi dan pengelolaan distribusi beras tanpa harus melakukan kebijakan impor.
"Impor beras belum perlu. Selama ada stok di Gudang Bulog dan petani, saya kira tidak perlu impor beras. Ubah saja regulasi dan pengelolaan distribusi," katanya.
Pola pertanian yang berbasis upah berupa uang menurut Dedi, merupakan fenomena yang terjadi di beberapa wilayah penghasil beras. Hal ini, kata dia, menjadikan harga beras mahal di pasaran.
"Mahalnya beras itu karena terlalu banyak biaya yang tidak perlu. Padi ditanam, dipanen, dan digiling lalu diangkut ke mobil para bandar. Setelah sampai di kota, berasnya dijual lagi ke daerah. Ya, beras jadi mahal," tegasnya.
dedi mulyadi bersama petani Purwakarta ©2018 Merdeka.com/bram salam
Pria yang mengaplikasikan ajaran Marhaenisme Bung Karno di Purwakarta itu pun melihat potensi besar aparat desa untuk didayagunakan. Kata dia, aparat desa harus kembali menjadi juru hitung kebutuhan beras di wilayah kerjanya masing-masing.
Sehingga menurutnya, sebelum warga setempat tercukupi kebutuhan berasnya, beras tersebut tidak boleh dijual di luar daerah.
"Aparat desa kan bisa menjadi juru hitung kebutuhan beras. Setelah itu, dibuatkan lumbung padi untuk daerah tersebut. Sebelum tercukupi, (beras) tidak boleh keluar daerah itu," tegasnya.
Selain melalui pendekatan birokrasi, Dedi pun memiliki solusi lain yakni melalui pendekatan kultur. Kampung Adat Cipta Gelar dan Kampung Adat Baduy ia katakan dapat menjadi percontohan perwujudan kedaulatan pangan bagi rakyat.
"Baduy punya cadangan pangan selama 150 tahun ke depan. Cipta Gelar punya cadangan pangan selama 50 tahun ke depan. Saya kira, kita harus belajar tentang kedaulatan pangan kepada mereka," katanya.
Baca juga:
Pedagang heran stok beras cukup tapi harga bertahan tinggi di Rp 13.500 per Kg
Sudirman Said sebut beras impor sebagai bencana ekonomi
Soal impor beras, PDIP ingatkan Jokowi pentingnya nasib petani
Ganjar tegaskan Jawa Tengah tak perlu beras impor
Harga beras mahal, penghasilan pedagang di Pasar Tebet turun 30 persen
Mengaku surplus, Pemprov Bali tolak rencana impor beras
Curhat pedagang harga beras masih mahal