Demo dukung Palestina rusuh, HMI tak mau disalahkan
12 Aktivis HMI diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Demo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) soal konflik di Jalur Gaza berakhir ricuh. Kericuhan terjadi di Kemenlu Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (21/11). Alhasil, 12 orang diamankan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Ketua Bidang Hukum HAM PB HMI, Hendra Ferdiansyah mengatakan awalnya berencana akan berunjuk rasa di Kedubes AS, Kemenlu dan ASEAN.
"Kami prihatin atas yang telah terjadi di Palestina," ujar Hendra saat mendampingi 12 rekannya yang diamankan ke Polda Metro Jaya, Rabu (21/11) malam.
Hendra mengatakan, ricuhnya aksi unjuk rasa tersebut bisa jadi disebabkan karena massa yang terlalu bersemangat beraksi dan adanya provokator.
"Sebetulnya kondisinya karena semangat aksi mungkin, lalu mungkin ada provokator. Kami sama sekali tidak ada aksi chaos, mungkin," tutur Hendra lagi.
Hendra meminta 12 aktivis HMI yang diamankan polisi agar dibebaskan, karena menurutnya HMI tidak bermaksud membuat unjuk rasa menjadi ricuh. Dirinya juga akan melakukan pengecekan apakah ada anggotanya yang melakukan pelemparan.
"Nanti kita akan coba, cek dulu apakah anggota yang melakukan pelemparan itu," imbuhnya.
Saat dibawa ke Polda Metro Jaya, ke-12 aktivis HMI yang diamankan terlihat baik-baik saja.
Seperti diberitakan sebelumnya, karena merasa tidak menemukan titik terang atas tuntutan yang disampaikan sejumlah massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islan (HMI), lantas massa menjadi marah dan melakukan pengerusakan.
Secara tiba-tiba HMI tersebut mendobrak gerbang hingga roboh dan mereka masuk melempari kaca satpam pecah, merusak palang parkir rusak. Setelah berhasil merusak pagar dan palang parkir, kemudian para pendemo berhamburan lari menuju Kedubes AS.
Namun, kericuhan lebih lanjut tidak sampai terjadi karena massa dapat dicegah dipertigaan sebelum Kedubes dan diamankan 12 orang.