Demokrat enggan ungkap pihak halangi pertemuan SBY dan Jokowi
Demokrat enggan ungkap pihak halangi pertemuan SBY dan Jokowi. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menutup rapat-rapat pihak yang diduga menghalangi pertemuan antara SBY dan Jokowi.
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sangat ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengeluhkan sejumlah tudingan yang diarahkan kepada kepadanya. Sayangnya, menurut SBY, pertemuan itu selalu gagal karena ada pihak yang mencoba menghalangi pertemuan itu.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menutup rapat-rapat pihak yang diduga menghalangi pertemuan antara SBY dan Jokowi.
"Tentunya kita tidak usah memasuki wilayah-wilayah itu. Namun apabila ini terjadi suatu pertemuan dua negarawan, tentunya kalau ada suatu interaksi rasanya dunia ini sangat bagus sekali. Yang satu udah punya pengalaman hebat, yang satu sedang jalankan amanah," kata Agus di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2).
Salah satu yang ingin dikeluhkan SBY kepada Presiden yakni dugaan penyadapan percakapannya dengan Ketua MUI Maruf Amin. Agus mengaku mendapat informasi dari Seskab Pramono Anung bahwa Jokowi tidak pernah memerintahkan jajarannya untuk menyadap SBY.
"Emang Pak presiden tidak ada perintah sadap SBY dengan Maruf Amin. Itu adalah yang kami dengar. Yang jelas kita dorong aparat penegak hukum harus secepatnya selesaikan masalah secara adil, transparan dan akuntabel," tegasnya.
Oleh sebab itu, Wakil Ketua DPR ini menyarankan Jokowi untuk mencari dan mengungkap secara gamblang pihak yang sengaja menghalangi pertemuannya dengan SBY.
"Jadi yang kita ketahui bahwa sebaiknya ini harus diungkap secara transaparan. Kalau sangat diperlukan bahwa tentunya yang terbaik juga pertemuan SBY dengan Jokowi bicara secara blak blakan," pungkas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara terang-terangan berniat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). SBY memiliki niat baik untuk mengklarifikasi informasi-informasi terkini mengenai kondisi bangsa. Sebagai orang yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun, SBY merasa perlu menggelar pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Supaya baik Bapak Jokowi atau pun saya tidak prasangka praduga perasaan enak dan tidak enak atau saling bercuriga, beliau presiden republik indonesia presiden kita, saya juga pernah memimpin negeri ini sebelum beliau oleh karena itulah bagus kalau saya bisa bertemu dan sekali lagi blak-blakan apa yang terjadi supaya ada dialog mana yang benar mana yang tidak benar," jelas SBY di Wisma Proklamasi, Rabu (1/2).
Sampai sekarang niatnya bertemu Presiden Jokowi belum terealisasi. Menurut pengakuan SBY, ada pihak-pihak yang menghalanginya bertemu Presiden Jokowi. SBY heran ada pihak-pihak yang lebih berkuasa dari Presiden, sehingga bisa menghalanginya bertemu Jokowi.
"Saya diberitahu oleh orang kalau beliau ingin bertemu dengan saya tapi beliau dilarang oleh dua dan tiga orang di sekeliling beliau. Nah dalam hati saya, hebat juga orang itu bisa melarang presiden kita untuk bertemu dengan sahabatnya yang juga mantan presiden. Pada hari yang baik ini kalau bisa saling melakukan klarifikasi supaya tidak menyimpan prasangka, praduga, bahkan rasa kecurigaan," tegasnya.
Baca juga:
SBY merasa disadap, Jokowi heran 'kok barang dikirim ke saya'
Agus Hermanto soal SBY disadap: Kubu Ahok langgar UU ITE
Jokowi soal SBY minta bertemu: Waktu diatur kalau ada permintaan
Siapa berani sadap SBY?
Percakapan SBY disadap, Demokrat bakal pakai hak angket
SBY kembali sudutkan pemerintahan Jokowi
Menkominfo soal SBY disadap: Jangan suuzon dulu lah
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.