Demokrat minta pemerintah tiru SBY selesaikan konflik di Aceh
"Pemerintah yang lalu pernah menyelesaikan konflik senjata di Aceh dengan baik," kata Riefky.
Juru bicara Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya meminta pemerintah pusat segera turun tangan dalam penyelesaian konflik bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) di Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
Riefky mengingatkan, ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa, konflik bersenjata di Aceh bisa selesai dengan baik. Dia pun mendesak pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa tuntaskan kasus di Aceh Singkil tersebut.
"Pemerintah yang lalu pernah menyelesaikan konflik senjata di Aceh dengan baik. Pemerintah saat ini diharapkan juga dapat segera menyelesaikan konflik SARA di Aceh Singkil hingga tuntas," kata Riefky dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (15/10).
Wasekjen DPP Partai Demokrat itu mengatakan, Pemerintah Pusat harus mendampingi Pemerintah Daerah kalau ingin konflik ini dapat dituntaskan, apalagi perbedaan SARA dalam bernegara dijamin oleh konstitusi.
Menurut dia, meskipun situasi sudah mulai membaik pasca terjadinya bentrok tersebut, bukan berarti persoalan tersebut sudah tuntas sehingga harus menjaga perdamaian di Aceh.
"Persoalan SARA seharusnya sudah tidak terjadi di Indonesia," ujarnya.
Partai Demokrat, menurut dia, meminta semua pihak mendukung pemerintah Kabupaten Aceh Singkil untuk dapat memfasilitasi dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Hal itu bertujuan agar toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang sudah ada selama ini dengan saling menghormati dapat kembali terwujud.
"Kami meminta pemerintah setempat segera membuat aturan yang tegas yang bisa menyelesaikan persoalan ini," kata politisi asal Aceh ini.
Riefky menegaskan, pemerintah harus bergerak cepat, mengingat isu SARA sangat mudah untuk menyulut konflik, dan juga meminta kelompok minoritas dan mayoritas bisa saling menghargai.
Sebelumnya, bentrok antarwarga terjadi di Kecamatan Simpang Kanan dan Gunung Meria, Aceh Singkil, pada Selasa (13/10) pagi.
Dalam bentrok itu diberitakan, satu orang meninggal, empat orang luka-luka dan satu rumah ibadah dibakar.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan polisi telah mengamankan puluhan orang yang diduga terlibat dalam kasus bentrok. Pernyataan itu disampaikan Kapolri di depan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Mapolres Aceh Singkil, Rabu (14/10).
Dia menyebutkan, polisi terus mengusut kasus bentrok antarwarga tersebut dan sebanyak 45 warga yang diduga terlibat telah diamankan di Mapolres Aceh Singkil.
Dia mengatakan, polisi sudah mengetahui identitas pelaku penembakan warga yang menggunakan senjata mirip senapan angin tersebut.