Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Badan PBB untuk pengungsi UNHCR dan organisasi internasional untuk migrasi IOM menyatakan keprihatinan atas terbaliknya kapal pengangkut pengungsi Rohingya di perairan laut Aceh Barat.
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Meski tim SAR gabungan telah menyelamatkan 75 pengungsi, UNHCR dan IOM mengatakan kemungkinan peristiwa ini menelan korban jiwa yang besar.
"Karena pengungsi selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang. Jika hal ini benar, maka ini akan menjadi insiden dengan korban jiwa terbesar sepanjang tahun ini," tulis pernyataan bersama UNHCR dan IOM diterima merdeka.com, Jumat (22/3).
Kendati demikian, kedua badan PBB ini menyampaikan apresiasi kepada pihak berwenang di Indonesia dan masyarakat lokal atas upaya penyelamatan jiwa para pengungsi Rohingya dari kapal mereka yang terbalik di laut Aceh Barat.
UNHCR dan IOM memastikan bakal memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan darurat kepada pengungsi itu.
Mereka bekerja sama dengan lembaga pemerintah, mitra LSM, dan masyarakat lokal untuk memberikan lingkungan yang aman bagi pengungsi dan memfasilitasi akses terhadap layanan-layanan penting.
"Mencakup penyediaan layanan kesehatan (termasuk dukungan kesehatan mental), perbaikan tempat penampungan sementara, memastikan akses terhadap air bersih, makanan, sanitasi, dan pengelolaan limbah," tertera pada pernyataan itu.
Berdasarkan data UNHCR-IOM, pada tahun 2023 lebih dari 2.300 pengungsi Rohingya telah tiba di Indonesia. Peningkatan signifikan mulai terjadi sejak bulan November 2023.
"Jumlah ini melampaui jumlah kedatangan dalam empat tahun sebelumnya secara keseluruhan," pungkas pernyataan itu.