Denny JA kritik balik petisi stop peredaran buku 33 Tokoh Sastra
"Ironis jika mereka yang seharusnya berjuang untuk kebebasan malah berjuang untuk pemberedelan," sindir Denny lagi.
Denny JA tidak tinggal diam atas munculnya petisi stop peredaran buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'. Seolah sadar menjadi sasaran petisi, pria yang lebih dikenal sebagai konsultan politik itu, mengkritik balik.
Denny, yang dimasukkan dalam 33 tokoh sastra itu, menilai munculnya petisi tersebut seperti zaman Orde Baru. "Dulu di era Orde Baru, justru kita meminta pemerintah jangan memberedel sebuah buku. Kita sering katakan bahwa buku lawan dengan buku. Riset lawan dengan riset. Di era reformasi, justru sekelompok pejuang yang meminta pemerintah menghentikan peredaran sebuah buku," sindir Denny JA lewat akun Twitter-nya, Rabu (15/1).
Denny mengatakan, setiap orang dilindungi dilindungi kebebasannya untuk beropini, termasuk membuat rangking. "Seburuk apapun rangking itu, tetap saja itu bagian dari kebebasan beropini yang dilindungi di semua negara demokrasi," ujar doktor jebolan Ohio State University, Amerika Serikat, itu.
Kepada mereka yang tak setuju dengan rangking itu, Denny mengingatkan, demokrasi memberikan kebebasan yang sama untuk membuat rangking alternatif. "Hak sekelompok orang untuk beropini tak bisa dilarang kecuali jika itu masalah kriminal," katanya.
"Ironis jika mereka yang seharusnya berjuang untuk kebebasan malah berjuang untuk pemberedelan," sindir Denny lagi.
Denny tidak bisa membayangkan bagaimana jika kelompok penggalang petisi itu berkuasa. "Berapa banyak buku yang akan dilarang yang tak sesuai pikiran mereka?" ujarnya.
"Ketaksetujuan kita pada sebuah buku seharusnya mendorong kita membuat buku yang lebih baik lagi. Bukan melarang," imbuhnya. "Ini prinsipnya: 'Saya tak setuju pendapat tuan, tak hak tuan menyatakan pendapat akan saya bela'."
Denny menjelaskan, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dan Tim 8 sudah menyatakan pendapatnya lewat buku setebal 777 halaman. "Kita boleh tak setuju. Tapi hak mereka menyatakan pendapatnya harus dibiarkan bukan diberedel, dan dilawan dengan buku alternatif," ujar Denny.
Denny mengatakan, patut diduga pendukung petisi penghentian sementara peredaran buku 33 sosok sastra tak akan lebih dari 100 ribu.
"Tanpa mereka sadari, justru dengan mendukung petisi itu, mereka justru membuat buku 33 sosok sastra lebih dicari. Mereka yang mendukung petisi akan dicatat sejarah meminjam tangan kekuasaan untuk melarang sebuah buku," kata Denny.
Seperti diberitakan, beberapa orang yang menamakan diri pencinta sastra membuat petisi online di change.org. Mereka mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional untuk menunda atau menghentikan sementara waktu peredaran buku tersebut.
Adapun alasan petisi dilakukan adalah: (1) Buku tersebut berpotensi menyesatkan publik; (2) Buku tersebut dikhawatirkan mencederai integritas dan moral ahli sastra dan sastrawan, serta masyarakat Indonesia; (3) Buku tersebut dikhawatirkan dapat menjadi preseden buruk.
Petisi ini nantinya akan dikirimkan ke Tim 8, penyusun buku, yang diketuai oleh Jamal D Rahman dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
Salah satu pusaran polemik penerbitan buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' tersebut adalah munculnya nama Denny JA dalam deretan 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Denny, yang lebih dikenal sebagai konsultan politik, disejajarkan dengan nama-nama sastrawan besar seperti Chairil Anwar , Pramoedya Ananta Toer dan WS Rendra .
"Maman S. Mahayana, salah seorang anggota Tim 8, menyatakan bahwa penaja buku ini adalah Denny J.A, dan Tim 8 memasukkan Denny J.A sebagai salah seorang tokoh sastra paling berpengaruh, meskipun ia tak memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan ini," demikian tertulis dalam petisi.
Baca juga:
Muncul petisi stop peredaran buku '33 Tokoh Sastra'
Sastrawan Yogya tulis surat terbuka untuk Denny JA
Denny JA dan 'kemenangan satu putaran' jadi sastrawan besar
Buku '33 Tokoh Sastra' kado ulang tahun ke-51 Denny JA?
Kontroversi Denny JA, dari iklan SBY, Jokowi dan sastra
-
Kenapa Denny Chandra menjual aset-asetnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Apa saja aset Denny Chandra yang dijualnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan Denny Caknan lahir? Denny Setiawan, yang lebih dikenal dengan nama panggung Denny Caknan, adalah seorang penyanyi dangdut terkemuka asal Ngawi. Ia lahir pada 10 Desember 1993.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Siapa Naja Dewi? Berikut adalah gambar Naja Dewi Maulana, anak tunggal Armand Maulana dan Dewi Gita.